Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Keraton Solo Dimulai di Kawasan Alun-alun, Disorot Putri Sulung PB XIII dan Gibran Sebut Sudah Superkumuh

Kompas.com - 20/07/2023, 06:14 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Temui polemik internal Keraton Solo

Rencana revitalisasi Kawasan Alun-alun Keraton Solo menuai polemik internal keluarga kerajaan.

Putri sulung Sunan Pakubuwono XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani mempertanyakan kenapa yang jadi prioritas awal revitalisasi adalah alun-alun.

Padahal menurutnya, ada kawasan yang lebih penting.

Menurut dia, ada sejumlah tempat yang dia anggap lebih merepresentasikan Keraton Solo dibanding Alun-alun.

“Sangat baik, bagus membantu Keraton untuk merevitalisasi. Namun, ada yang lebih urgent dibandingkan dengan Alun-Alun Utara yaitu Panggung Sangga Buana. Kondisinya sudah sangat rapuh dan memprihatinkan,” ujar Gusti Timoer, setelah acara bersih-bersih keraton, Minggu (16/7/2023).

Ingin revitalisasi dari Keputren

Dia ingin revitalisasi dilakukan mulai dari dalam meraton yang kondisi bangunannya sudah banyak yang rapuh, seperti Keputren.

“Kenapa enggak yang ada di dalam dahulu dibenahi, kemudian bisa melebar ke kawasan atau di luar keraton. Bangunan-bangunan itu sudah banyak yang rapuh seperti Kaputren, Keraton Kulon, maupun Sangga Buana,” tambahnya.

Gusti Timoer memaparkan, pihaknya tidak dilibatkan dalam perancangan revitalisasi keraton yang dilakukan Pemerintah Kota Solo.

“Pak Wali (Gibran Rakabuming Raka-red) kemarin ngendikan (bicara) usulan perubahan konsep atau apa dari keraton. Lha saat itu yang diajak ngomong siapa, emang tahu apa. Mohon maaf lho ya. Dan kapasitasnya mereka yang diajak ngomong itu mengerti enggak, dan tahu gak filosofinya,” terang dia.

Termasuk, menurut Gusti Timoer, saat rekonsiliasi di rumah dinas wali kota Lodji Gandrung, Lembaga Dewan Adat (LDA) juga tak dilibatkan.

Baca juga: Bakal Ikut Kirab Malam 1 Suro di Pura Mangkunegaran Solo, Gibran: Kalau Kanjeng Gusti Sudah Perintah Saya Kirab, Oh Siap

“Semua kan juga ada, seperti Sinuhun PB XIII, Bu Asih (GKR Paku Buwono), GKR Wandansari (Ketua Lembaga Dewan Adat). Lha seharusnya saat akan direncanakan seperti ini semua juga harus dihadirkan dong. Jangan hanya mereka mereka saja yang notabene mewakili Sinuhun,” sambung Timoer.

Senada dengan Timoer, Gusti Raden Ayu (GRAy) Devi Lelyana Dewi juga menyayangkan langkah Gibran yang merevitalisasi keraton dimulai dari alun-alun.

Apalagi dalam pandangannya, masterplan atau denah Keraton Kasunanan Surakarta dipegang oleh LDA.

"Mengingat Gusti Wandan yang lebih mengerti filosofi dari bangunan Keraton Solo. Kalau hanya Ibu Asih dan Gusti Purboyo, mungkin tidak tahu terlalu dalam mengenai keraton,” ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com