Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Forensik Kesulitan Tes DNA 7 Bayi Hasil Inses yang Dibunuh di Banyumas, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 28/06/2023, 12:59 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Tim dokter forensik kesulitan untuk melakukan tes DNA tujuh bayi hasil inses yang dibunuh dan dikubur di Banyumas, Jawa Tengah.

Ahli forensik dari RSUD Margono Soekrajo Purwokerto Dr dr Muhammad Zaenuri Syamsu Hidayat menuturkan, tulang-belulang bayi yang ditemukan itu sudah dalam kondisi kering dan ringan.

"Tulang sudah kering dan ringan, untuk mengambil sampel DNA kesulitan," kata Zaenuri, kepada wartawan, pada Rabu (28/6/2023).

Selain itu, tim forensik juga kesulitan mengambil sampel DNA karena sel-sel bayi tersebut menjadi sangan rentan.

Baca juga: Pembunuhan 7 Bayi Hasil Inses Ayah dan Anak di Banyumas, Polisi: Tersangka Bisa Lebih dari Satu

"Masalahnya sel-sel tulang bayi sangat rentan, nanti sangat susah mengambil sampel DNA, kesulitan kami di situ," ujar Zaenuri.

Sekalipun dapat mengambil sampel DNA bayi, lanjut Zaenuri, juga akan terkendala pembuktiannya, apakah benar anak dari hubungan sedarah atau bukan.

"Apakah ini anak dari perempuan itu dengan bapaknya, ini jadi masalah. Karena, walaupun bayi ini bukan dari hasil hubungan dengan bapaknya, DNA-nya akan tetap sama dengan bapaknya," kata Zaenuri.

Untuk itu, perlu pengakuan dari si perempuan apakah pernah berhubungan dengan pria lain.

Baca juga: Pelaku yang Bunuh 7 Bayi Hasil Inses dengan Anaknya di Banyumas Terancam Hukuman Mati

"Nanti pembuktiannya dari situ. Kalau pernah berhubungan dengan orang lain, harus diambil sampel DNA-nya, kalau tidak identik berarti itu anak dari bapaknya (hasil inses)," ujar Zaenuri.

Diberitakan sebelumnya, kerangka bayi yang ditemukan terkubur di kebun Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, diakui merupakan hasil inses R (57) dan anaknya E (26).

Lima bayi berjenis kelamin laki-laki dan dua lainnya perempuan. Bayi itu dikubur sejak tahun 2013 sampai 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com