Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami Jadi Tersangka Lempar Anjing ke Buaya, Istri Hamil Tua Mengaku Dihujat dan Di-"bully"

Kompas.com - 19/06/2023, 16:33 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Viralnya kasus tiga buruh PT Jaya Mimika Lestari (JML), perusahaan vendor Pertamina EP di Sebaung, Nunukan, Kalimantan Utara, yang melemparkan anjing hidup untuk mangsa buaya muara, menyelipkan kisah sedih yang menyentuh kemanusiaan.

MN, yang merupakan istri salah satu pelaku bernama SR asal Kota Tarakan, sedang mengandung 7 bulan, dan harus merawat anak pertamanya yang menderita epilepsi.

Dengan kondisi tersebut, MN sempat memelas dan berharap agar suaminya tidak dipenjara.

‘’Cukuplah suami saya dipecat perusahaan, jangan dipenjara. Saya hamil tujuh bulan, dan saya butuh uang untuk berobat anak pertama saya yang menderita epilepsi,’’ujar MN, saat dihubungi, Senin (19/6/2023).

Baca juga: Viral Video Buruh Lemparkan Anjing Hidup untuk Makan Buaya di Nunukan, Ini Alasan di Baliknya

MN menuturkan, viralnya video tiga buruh melempar anjing hidup ke mulut buaya, memiliki efek buruk bagi keluarganya.

Tetangga yang tadinya baik-baik saja berubah menjadi sinis. Semua menghakimi perbuatan suaminya dan menganjurkannya agar menasehati suaminya supaya berpikir dulu sebelum berbuat sesuatu.

‘’Apalagi pelapor yang dari komunitas pecinta hewan itu sempat memotret saya dan anak saya. Dia posting di medsosnya, sehingga saya harus menerima banyak hujatan dan bully,’’imbuhnya.

Baca juga: 3 Pekerja yang Lempar Anjing Hidup ke Buaya, Alasannya karena Sering Hilang Sandal

Kondisi MN kini sedang sakit. Ia mengaku stres dan shock akibat kondisinya yang sedang hamil besar dan memikirkan bagaimana pengobatan anak pertamanya serta biaya persalinannya nanti.

Menurut MN, anjing yang dilempar suaminya untuk mangsa buaya pernah menjadi bahan pembicaraan keduanya melalui telepon.

Suaminya bercerita bahwa baju ganti, sandal, dan bekal makanannya sering dirobek dan diacak-acak anjing liar di hutan tempatnya bekerja.

‘’Saya bukan membela suami saya, tapi anjing liar di tengah hutan sana banyak juga yang dimakan buaya. Anjing itu tidak ada yang punya atau bukan anjing peliharaan. Saya tahu suami saya salah. Tapi saya rasa pemecatan dari perusahaan sudah cukup menjadi hukuman dari perbuatannya,’’jelasnya.

Namun demikian, MN sadar, keinginan tersebut hanya sebatas harapan. Ia hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya ke polisi.

‘’Harapan terbesar saya, pelapor bisa memaafkan perbuatan suami saya dan tidak sampai masuk penjara. Tapi semua sudah terjadi, saya dan keluarga saya hanya bisa pasrah,’’kata MN.

Sudah ditetapkan tersangka

Halaman:


Terkini Lainnya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com