Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama PPDB Jateng, Banyak Kendala KK Belum Setahun

Kompas.com - 15/06/2023, 18:33 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Hari pertama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jawa Tengah dimulai dengan penuh antusias. Terdapat kendala mulai server down hingga masalah Kartu Keluarga (KK) yang belum satu tahun.

"Hari ini seksi informasi, saya sudah menerima semua keluh kesahnya adalah KK yang belum satu tahun. Mereka tidak bisa bisa daftar zonasi karena persyaratannya di sistem, KK harus setahun per 27 Juni," tutur Dhidik Joko Purnomo, Seksi Informasi PPDB SMAN 1 Semarang, Kamis (15/6/2023).

Pantauan Kompas.com sebanyak puluhan calon peserta didik datang ke SMA Negeri 1 Semarang untuk verifikasi berkas.

Baca juga: PPDB Jateng 2023/2024, Pemprov Tambah 7.920 Kursi

Pihaknya menjelaskan beberapa calon peserta didik  menetap di zona tersebut dengan keluarganya, tetapi memang belum setahun KK-nya.

"Ada yang benar di wilayah itu hanya KK-nya pecah karena kakaknya menikah. Masalah itu ada semua," imbuhnya.

Panitia PPDB SMAN 1 Semarang menyediakan 6 loket untuk memproses pengajuan akun dan verifikasi berkas. Mulai dari loket jalur zonasi, prestasi, afirmasi, hingga perpindahan tugas orangtua. Para calon peserta didik memadati aula utama sekolah sejak 08.00-15.30 WIB.

"Hari ini ada 200 peserta tetapi baru 130 yang terverifikasi," lanjutnya.

Baca juga: PPDB Jateng 2023/2024 Segera Dibuka, Berikut Berkas yang Diperlukan untuk Daftar SMA

Di samping itu, terdapat hambatan server melambat karena banyaknya akun yang mengakses website secara bersamaan.

"Kalau dari kita tadi kendala sistem enggak begitu berarti, hanya saja ada data-data yang jam yang crowded itu tadi ada data yang harusnya dia masuk DTKS tapi ternyata tidak masuk," katanya.

Selain kendala terkait sitem, pihaknya mendapati informasi dari sejumlah nomor induk siswa (NIS) yang diinput di server dengan yang ada di SKL itu tidak sama. Sehingga calon peserta didik bingung karena namanya tidak terdata di database Jateng.

"Maka solusinya kita carikan by name di sistem. Sehingga nanti kita pakai NIS yang terdata di sistem dan bisa melanjutkan pendaftarannya," tuturnya.

Menurutnya, NIS yang berbeda itu bisa terjadi karena adanya kesalahan input oleh pihak SMP, mengingat angka depan dan angka belakang itu sama, dan hanya angka di tengah yang berbeda.

"Kemudian kita minta CPD memperbaiki ke sekolah yang bersangkutan, karena ini nanti akan digunakan di ijazah hingga SMS.

Pihaknya menjelaskan bila NISN sudah ditemukan, maka calon peserta didik dapat melanjutkan pengajuan akun.

"Bisa, jadi kita meminta peserta didik memperbaiki dokumennya ke sekolah yang bersangkutan, karena ini menyangkut ijazahnya nanti. Kalau itu salah sampe SMA, tidak terdata sebagai siswa kan bahaya. Ijazah kan SMP lihatnya SD. SMA lihat SMP," jelasnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Semarang Kusno berharap pelayanan yang diberikan dapat membantu kelancaran PPDB bagi calon peserta didik di Semarang yang mengalami kesulitan.

"Terus yang keempat harapan kami bapak ibu orang tua siswa calon pendaftar itu juga terus memantau perkembangan putra-putrinya yang sedang mendaftar di SMAN 1. Kami yakin dan kami percaya bahwa orangtua siswa calon siswa baru di Kota Semarang khususnya Jawa Tengah pada umumnya sudah membaca dengan baik juknis yang diberikan oleh Pemprov Jateng," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jembatan Kawanua di Maluku Tengah Putus, Akses Transportasi 3 Kabupaten Lumpuh

Jembatan Kawanua di Maluku Tengah Putus, Akses Transportasi 3 Kabupaten Lumpuh

Regional
Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Trauma, Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Takut Masuk Rumah

Regional
Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Detik-detik Waisak di Candi Borobudur, 866 Personel Gabungan Disiagakan

Regional
Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Remaja 16 Tahun di Buton Tengah Dicabuli 8 Orang Pria

Regional
Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus

Regional
Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Wali Kota Makassar Danny Pomanto jadi Narasumber dan Penanggap di 10th WWF 2024

Regional
Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Perairan Rokan Hilir Riau, 2 Korban dalam Pencarian

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Rangkaian Kegiatan Hari Raya Waisak 2024 di Candi Borobudur Magelang

Regional
Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Dikepung Warga, Penculik Bayi 7 Bulan di Dompu NTB Berhasil Ditangkap Polisi

Regional
Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Puncak Perayaan Waisak di Borobudur, Ada Festival Lampion Ramah Lingkungan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com