Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Haru Ibu dan Anak Korban TPPO di Suriah Usai Pulang ke Cianjur

Kompas.com - 09/06/2023, 21:09 WIB
Agie Permadi,
Michael Hangga Wismabrata

Tim Redaksi

 

Polda Jabar: Paspor mereka ditahan

Kasubdit PPA Ditreskrimum Polda Jabar AKBP Adanan Mangopang menjelaskan, saat mendapatkan laporan terkait kedua korban, petugas segera meminta keterangan saksi-saksi. 

"Informasi yang kami dapatkan saksi-saksi diketahui para korban berada di KJRI di Damaskus kemudian kita bersurat kepada Kemenlu dan kami dapatkan nomor kontak. Akhirnya kita melakukan berita acara wawancara melalui zoom dengan para korban," Kata Adanan. 

Lalu, langkah selanjutnya berkoordinasi dengan BP2MI, Kemenakertrans, Pemprov Jabar dan Kabupaten Cianjur untuk membantu kepulangan keduanya. Namun, proses tersebut sempat terkendala karena paspor kedua korban ditahan majikan. 

"Paspor mereka ini ditahan oleh majikannya," tuturnya. 

Berdasar pertaruan di Suriah, apabila paspor keduanya ini diambil, Niswa dan ibunya ini harus membayar denda 10 ribu USD.

"Karena peraturan di sana ketika seseorang PMI ini bekerja tidak sesuai misalnya kontraknya dua tahun, maka aturan di sana PMI tersebut akan diberikan denda atau peringatan utang. Ini modus dari TPPO atau UU perlindungan PMI," ucapnya.

Sementara itu, polisi menduga pelaku mencoba mengilangkan jejak dengan cara berpindah-pindah lokasi saat akan memberangkatkan kedua korban.

Awalnya dari Bandara Halim Perdana Kusuma, lalu transit di bali, Singapura, dan Dubai lalu Suriah. 

"Ini merupakan modus dari para pelaku untuk menghilangkan jejak supaya tidak mudah dilacak oleh penyidik," katanya. 

Selain itu, dari pengakuan korban, selama bekerja disana keduanya tidak mendapat gaji yang dijanjikan, sebesar 300 dolar. Namun gaji tersebut tak diberikan.

"Gaji tidak diberikan. Di sana banyak yang gak digaji," ujarnya.

Polisi buru pelaku

Polisi pun telah mengidentifikasi rencana pelaku dan akan meminta bantuan interpol untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku.

"Tinggal tunggu hasilnya dan kita tangkap dan bawa ke Indonesia untuk menjalani hukuman sesuai dengan ketentuan hukuman yang berlaku," ucapnya.

Adapun pelaku merupakan warga negara Indoensia berinisial S yang saat ini berada di luar negeri. "Inisial s tersangka ada di UEA," ungkapnya.

Sementara itu, pihak kepolisian telah memberikan trauma healing kepada anak dan ibu tersebut, dan berkoordinasi dengan TPPA Provinsi untuk menggali efek kekerasan psikis traumatis yang ditimbulkan dari keduanya.

"Jadi bukan hanya kekerasan fisik tapi kita gali untuk kekerasan psikis pada korban, tujuannya apa? Tujuannya untuk memperberat apabila nanti tersangka sudah kita dapatkan," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com