Andry mengaku, selain dirinya, ada enam anggota lain yang memberi setoran Rp 5 juta tiap bulan agar bisa bebas tugas dan hanya apel Rabu dan Jumat pagi yang disebutnya sebagai anggota Freelance. Ini dibuktikan dengan chat grup WhatsApp.
Andry sudah melaporkan hal itu ke Polda Riau dan diproses Bid Paminal Propam Polda Riau.
Namun, Andry merasa tidak ada kejelasan dan tak ada perlindungan terhadap dirinya sehingga dia memutuskan membongkar kasus tersebut.
"Saya belum masuk dinas karena mengurus ibu saya yang sakit serta keluarga saya khawatir dengan keselamatan saya. Mohon kiranya dapat membantu saya dalam permasalahan ini. Mohon ijin Bapak Kapolri, Saya Masih Cinta Polri," tulis Andry.
Andry ketika dikonfirmasi Kompas.com membenarkan unggahannya itu.
"Iya benar. Itu saya yang tulis dan unggah di media sosial Facebook saya," ujar Andry saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin.
Dia nekat membongkar semua ini karena tidak terima dimutasi. Padahal, Andry mengaku tidak pernah membuat masalah selama 15 tahun berdinas.
"Saya terkejut dimutasi. Mutasi itu setahu saya ada dua. Pertama, karena kita ada masalah dan kedua, kita yang mengajukan pindah dinas ke tempat lain. Tapi, saya merasa tidak ada mengajukan. Selama dinas tidak ada masalah. Jangankan narkoba, segala macam merokok pun saya tidak. Itulah yang menjadi pertanyaan saya kenapa dimutasi. Salah saya apa?" ujar Andry.
Andry mengakui mutasi hal biasa di tubuh Polri. Namun, dia merasa tidak wajar dirinya tiba-tiba dimutasi.
Setelah bertanya ke atasannya, kata Andry, dia dimutasi karena sudah terlalu lama berdinas dan tidak ada kontribusi di kesatuan.
"Saya dibilang tidak ada kontribusi. Padahal selama dinas apa pun perintah pimpinan saya laksanakan seperti yang saya bilang di media sosial itu. Jadi, saya membongkar ini karena saya dibilang tidak ada kontribusi," kata Andry.
Andry yang sebelumnya bertugas di Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) Brimob Batalyon B Pelopor Rohil, saat ini belum masuk dinas.
Selain fokus mengurus ibunya yang sedang sakit di Pekanbaru, dia juga berupaya mencari keadilan.
Terkait persoalan ini, Andry mengaku sudah melapor ke Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal pada 2 April 2023.
"Saya sudah hubungi Pak Kapolda juga. Setelah itu, saya diperiksa Paminal Polda Riau. Semua berkas dan bukti sudah saya serahkan. Cuma sampai sekarang belum ada kabar tindak lanjut dari masalah ini. Sebelumnya ada saya dihubungi, cuma waktu itu saya lagi urus ibu sakit dan handphone dipegang sama anak," sebut dia.