Setelah tiga kali mengunyah, barulah daging pinang berikutnya dicocol ke kapur sirih dan kemudian dikunyah kembali.
Cara makan pinang khas Papua ini dipercaya lebih bersahabat bagi seseorang yang belum pernah menginang.
Sensasi segar dan manis yang membuncah di mulut disebut membuat seseorang yang baru mencoba ingin menjajalnya lagi dan lagi.
Dilansir dari laman Antara, bagi masyarakat Papua, mengunyah sirih pinang diyakini akan menguatkan gigi dan menjaga sistem pencernaan.
Hal ini karena mengunyah daun sirih dan biji pinang bisa memicu produksi air liur.
Air liur yang mengandung beragam jenis protein dan mineral yang baik dapat menjaga kekuatan gigi serta mencegah penyakit gusi.
Selain itu, air liur juga dapat membersihkan gigi dan gusi dari sisa-sisa makanan atau kotoran yang menempel.
Sementara menurut hasil penelitian Alcohol and Drug Foundation (ADF) Australia, efek sirih pinang terhadap kesehatan berbeda-beda pada setiap orang.
Hal ini tergantung berat badan dan kondisi tubuh, juga dosis penggunaannya.
Menurut penelitian berjudul “Pinang Dalam Kehidupan Orang Papua di Kota Jayapura,” yang ditulis oleh Yuliana dalam sebuah tesis doktoral FISIP Universitas Hasanudin, Makassar, pinang menjadi bentuk pertemanan karena buah ini bagi orang Papua sangat efektif sebagai sarana untuk mencari teman, terutama bagi anak muda.
Melalui buah pinang, konon seseorang yang baru datang ke Papua misalnya akan lebih mudah memperoleh teman.
Meskipun hanya sekedar turut serta merasakan buah yang memerahkan mulut ini bila dicampur dengan kapur, namun cara itu telah menjadi sinyal yang kuat akan adanya keinginan untuk dapat diterima sebagai teman.
Sebagai simbol pertemanan, karena buah pinang merupakan alat perkenalan di setiap perjumpaan.
Mengunyah pinang bersama juga tidak sekedar memberikan kenikmatan secara individu, tetapi di dalamnya tercipta rasa kedekatan, keakraban atau solidaritas sesama orang Papua yang merupakan nilai positif.
Selain itu pinang juga bagi orang Papua dipahami sebagai buah yang memiliki fungsi integrasi dan fungsi politik.
Fungsi tersebut ditunjukkan pada kehidupan kolektifnya yang menempatkan pinang sebagai medium.
Bagi orang Papua, buah pinang dapat dilihat sebagai simbol kerukunan yakni sarana peredam konflik dan yang mendamaikan.
Sumber:
kompaspedia.kompas.id
pesonaindonesia.kompas.com
antaranews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.