Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik RSUD Nunukan Sempat Diputus PLN karena Telat Bayar, Dirutnya Mengaku Kalang Kabut

Kompas.com - 23/05/2023, 20:16 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Pemutusan jaringan listrik di RSUD Nunukan, Kalimantan Utara, selama 2 jam oleh PLN, menuai polemik dan sorotan tajam masyarakat.

Direktur RSUD Nunukan Dulman mengatakan, PLN tidak menghargai nyawa pasien dan terlalu saklek dalam menerapkan aturan. Sehingga tidak mempertimbangkan kondisi pasien yang sedang operasi, atau bayi-bayi yang sedang membutuhkan continuous positive airway pressure (CPAP) maupun perawatan inkubator.

"Uang kas kita bulan ini ada sekitar Rp 400 juta, tapi keuangan RSUD dalam kondisi menimbang mana yang harus didahulukan antara membayar tagihan ketersediaan obat yang sedang habis Rp 300 juta, atau untuk membayar tagihan rekening PLN Rp 145 juta,’’ujarnya, Selasa (23/5/2023).

Baca juga: Puluhan Peserta Mengeluh Insiden Listrik Padam Saat Tes Bintara Polri di Semarang Diduga Pengaruhi Nilai, Ini Penjelasan Polda Jateng

Dulman mengakui, PLN sudah bersurat pada Jumat 19 Mei 2023. Di dalam surat itu PLN memberikan peringatan soal waktu pembayaran tagihan rekening yang harus dilunasi paling lambat Sabtu 20 Mei 2023.

Dia pun mencoba menghubungi manager PLN Nunukan, agar memberikan kebijakan untuk memperpanjang waktu tagihan hingga 25 Mei 2023. Hal ini karena mendahulukan pembayaran obat karena stok yang menipis.

"Tapi permohonan itu tidak dianggap. Akhirnya datang dua petugas PLN memutus listrik kami. Timbul gejolak di ruang ICU, ada bayi megap-megap, dan pasien yang dioperasi mengeluhkan kondisi itu,’’ kata Dulman.

Mesin genset RSUD Nunukan sudah tak layak

Ia mengaku sangat menyesalkan perlakuan tersebut. Hal ini karena seharusnya, PLN bisa mempertimbangkan kondisi darurat di RSUD.

Dia mengatakan sebagai sesama pimpinan instansi plat merah di perbatasan RI – Malaysia, seharusnya sama-sama memahami urgensi masalah.

‘’Saya sudah menelepon manager yang baru, dan memohon supaya jangan langsung putuskan listrik. Saya takut terjadi apa apa dengan pasien. Tapi itu percuma, karena ternyata kebijakan yang kita harapkan tidak juga diberikan,’’ imbuhnya.

Baca juga: Polres Manggarai Barat Terima Hibah 25 Kendaraan Listrik Bekas KTT ASEAN

Meski RSUD Nunukan memiliki genset, dia mengatakan dayanya tak cukup untuk menyokong operasional kebutuhan vital.

‘’RSUD memiliki genset, tapi kondisinya sudah mesin tua. Kita sering service tapi karena usianya sudah lama, ada saja yang kurang,’’ katanya.

Dulman juga tidak membantah, kebutuhan genset, menjadi salah satu fokus masalah yang butuh penanganan segera. Hal tersebut sebagai antisipasi kondisi kelistrikan Nunukan, yang terkadang tidak berjalan normal.

Kalang kabut bayar tagihan rekening

Begitu listrik RSUD diputus sementara, Dulman kalang kabut meminta BPD Kaltimtara untuk membuka rekening dan membayarkan tagihan rekening listrik RSUD Nunukan sebesar Rp 145 juta.

Pemutusan yang dilakukan hari Minggu, membuat permohonan Dulman harus mendapat izin pusat, dan butuh waktu konfirmasi.

"Saya kebingungan dan memohon ke orang BPD Kaltimtara bagaimana agar segera terbayar tagihan PLN. Saya tidak tenang dan takut terjadi apa-apa pada pasien. Syukurlah, permohonan itu bisa diterima. Akhirnya tagihan PLN terbayar,’’ lanjutnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com