Di sinilah, warga membuat tangga dari kayu, dengan anak tangganya berjumlah tiga, yang dilewati para murid seraya berhati-hati. Sebab, di sebelah kanan terdapat jurang yang dipenuhi pepohonan.
Setelah 20 meter dari tangga pertama, mereka melewati dua batu besar, dengan salah satunya memiliki tinggi sekitar tiga meter.
Perjalanan berlanjut dengan melewati tebing setinggi lima meter. Di sini, warga juga membuat tangga darurat yang berjumlah delapan.
Pasca-melewatinya, sekitar 30 meter di depannya ada batu besar setinggi tiga meter, dengan anak tangga yang berjumlah delapan.
Fito Forlan, salah seorang murid Frederikus Jumpar mengungkapkan mereka tidak punya pilihan selain berjalan kaki menaikinya.
Setelah melewati batu besar itu, perjalanan mereka mulai aman dengan jalanan landai hingga tiba di sekolah.
Baca juga: Perjuangan Fans War Tiket Coldplay: Rela Bangun Pagi hingga Sewa Warnet Gaming
Saat sampai, jarum jam Frederikus Jumpar menunjukkan pukul 07.49 Wita. Adapun sekolah dimulai pukul 08.00 Wita.
"Anak-anak ini langsung bergegas ke kelasnya masing-masing, sementara saya menuju rumah dari seorang guru untuk bersiap-siap ke sekolah," jelasnya.
Mereka melewati medan yang sama sepulang sekolah pukul 12.15 Wita. Frederikus mengaku sangat sedih melihat perjuangan para murid setelah mengalaminya sendiri.
"Saya sedih melihat perjuangan anak-anak ini. Mereka rela melawan lelah demi berangkat ke sekolah. Sementara di tengah kita mungkin akses pendidikannya begitu mudah, namun kita memilih untuk tidak serius bersekolah," ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Timur Basilius Teto, yang dikonfirmasi via WhatsApp mengungkapkan, memang ada jalan dari Kampung Golo Borong ke SDI Muku Jawa.
Hanya saja, jalannya rusak dan agak jauh. Sehingga para siswa harus menempuh 3-4 km selama satu jam setiap bersekolah.
Baca juga: Sejarah Gedung Juang 45, Saksi Bisu Perjuangan dan Perkembangan Bekasi
"Iya benar, murid berjalan kaki di jalan pintas dengan menaiki 16 anak tangga kayu yang dibuatkan orangtua murid. Jalan itu jalan pintas Pak. Hanya bisa ditempuh dengan waktu selama 15 menit dari Kampung Golo Borong ke SDI Muku Jawa. Orangtua murid membuka akses jalan pintas itu agar anak sekolah mudah ke sekolah," jelasnya.
Teto menjelaskan, Pemkab Manggarai Timur sebenarnya sudah berusaha mengatasi dengan membuka lewat membuka Tambah Ruang Kelas (TRK) di Kampung Golo Borong pada awal tahun ajaran baru 2023 ini.
"Gedung TRK sudah dibangun orangtua murid di Kampung Golo Borong. Tahun ini akan menerima murid kelas satu, dan murid kelas II di sekolah induk akan mengenyam pendidikan di TRK Golo Borong. Sementara kelas III-VI tetap melanjutkan pendidikan di sekolah induk di SDI Muku Jawa," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.