Saat itu ia memutuskan untuk tidak keluar dan berusaha mencari sela, hingga bisa menyelamatkan diri lalu tancap gas menuju kantor polisi terdekat.
“Awalnya saya ingin ke Polsek Bengkong, namun karena saat itu malam minggu dan pasti jalan menuju ke sana macet, saya akhirnya memilih ke Polsek Batam Kota,” tambah Fendy.
Masih dengan Fendy, saat dirinya menuju ke Polsek Batam Kota, ternyata dirinya terus dikejar dengan belasan sepeda motor.
Bahkan saat hendak menuju ke Polsek Batam Kota, Fendy mengaku sempat ingin menabrak puluhan motor yang sedang menunggu lampu merah tepatnya di simpang BI.
“Saat itu yang di pikiran saya, saya harus selamat demi anak dan istri saya di rumah, dan alhamdulillah sepeda motor yang awalnya pada berhenti di tengah jalan, seketika pada ke pinggir semua hingga akhirnya saya bisa tiba di Polsek Batam Kota,” kenang Fendy.
“Anehnya belasan sepeda motor yang mengejar saya itu, bukannya ikut masuk ke Polsek Batam Kota, akan tetapi pada kabur. Jika memang mereka mengejar maling, kenapa mereka tidak ikut masuk, kenapa mereka kabur,” tutur Fendy.
Saat ini, Fendy berharap pihak kepolisian bisa mengungkap ibu dan anak yang merupakan provokator dari permasalahan ini.
“Mudah-mudahan ke depan kejadian ini tidak lagi terjadi, beruntung saja saat menyelamatkan diri saya masih fokus dan kontrol. Jika tidak, tentunya tidak menutup kemungkinan bisa saja terjadi kecelakaan karena saat itu kondisi saya panik dan ketakutan,” ujar Fendy.
Dari kejadian ini, Fendy mengaku, kaca depan mobilnya pecah, spion kiri kanan patah dan pecah kacanya, Kemudian kap mesin penyok, bamper patah dua, serta sebagian pecah.
"Untuk pengrusakan mobil, saat ini kasusnya sudah ditutup, karena antara saya dan yang merusakan mobil telah berdamai, pelaku yang merusakan mobil saya bersedia mengganti kerugian mobil senilai Rp 5 juta," ucap Fendy.
Fendy mengaku dirinya tidak mau memperpanjang kasus ini.
"Saya anggap teguran dari Allah, yang terpenting mobil saya sudah diperbaiki dan saya bisa berkumpul dengan anak dan istri saya, hal itu jauh lebih berharga dari yang lainnya," ucap Fendy.
Disinggung bagaimana ibu dan anak yang menjadi provokator, Fendy mengaku hal itu berpulang lagi kepada pihak kepolisian.
"Jika ingin dilanjutkan silahkan. Jika tidak, ya tidak apa-apa. Karena yang terpenting bagi saya adalah keluarga dan mobil saya, yang saya pergunakan untuk mencari nafkah," papar Fendy.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Bernufus Budi Hartono mengaku kasus perusakan taksi online berakhir damai. Korban dan warga yang mengejar dan merusak mobil korban memilih jalan damai.