Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Pernah Ditolak Dokter Wayan Bersihkan Rumahnya yang Terbengkalai

Kompas.com - 04/05/2023, 14:30 WIB
Farida Farhan,
Michael Hangga Wismabrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga di Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, menceritakan, rumah dokter Wayan (58) sudah terbengkalai sejak 2019 .

Lalu, pada tahun 2022 warga pernah menawarkan bantuan ke dokter Wayan untuk membersihkan bagian depan rumah.

Alasannya, di bagian depan tampak dipenuhi semak belukar serta pohon-pohon yang tak terawat. Namun saat itu dokter Wayan menolak tawaran warga tersebut.

"Beliau tidak memperbolehkan. Jadi kami tidak bisa melihat akses ke dalam. Kami hanya tahu pada bagian depan," kata Kepala Desa Karangayar Udin Nurdin, Kamis (4/5/2023). 

Baca juga: BERITA FOTO: Rumah Dokter Wayan Penuh Sampah, tapi Ramai Didatangi Pasien

Terbengkalai sejak 2019

Nurdin menjelaskan, dokter Wayan buka praktik di rumah sejak 1997. Lalu pada tahun 2011 rumahnya direnovasi menjadi dua lantai. 

Namun, kata Nurdin, proses renovasi saat itu belum sepenuhnya rampung sampai akhirnya terbengkalai sejak 2019.

Dari pantauan Kompas.com, warna dinding rumah gelap, serta plafon dan genteng terlihat bocor.

Baca juga: Sosok Dokter Wayan, Buka Praktik di Rumah Mewah Terbengkalai, Dikenal Baik dan Murah Biaya Pengobatan

 

Di bagian halaman rumah, tampak dipenuhi semak belukar yang tumbuh tinggi tak terawat. Lalu sejumlah pot juga berserakan. Di salah satu sudut rumah terlihat ada sampah medis.

Sementara di bagian dalam rumah terlihat kondisi lantai kotor dan dinding kusam. 

 

Banyak pasien datang

Rumah Dokter Wayan yang videonya viral karena terbengkalai kini jadi tontonan warga hingga didatangi youtuber, Rabu (4/5/2023).KOMPAS.COM/FARIDA Rumah Dokter Wayan yang videonya viral karena terbengkalai kini jadi tontonan warga hingga didatangi youtuber, Rabu (4/5/2023).

Mata Nurdin, dengan kondisi tersebut dokter Wayan tetap melayani pasien. Ruangan praktiknya berada di kanan rumah tersebut.

Sebelum kondisi rumah dokter Wayan jadi viral, beberapa warga masih ada yang berobat ke Dokter Wayan.

Sementara itu, dilansir dari TribunJabar.id, salah satu pasien bernama Warsi menjelaskan, dirinya sering berobat pada dokter Wayan sejak tahun 1997.

Saat itu, kata Warsi, kondisi rumah dokter Wayan masih rapi, belum kotor, dan penuh sampah.

"Sering berobat, dulu aku pernah flek paru-paru muntah darah tahun 1997, rumah belum begini (terbengkalai), masih rapi," kata Warsi.

Menurutnya, dokter Wayan merupakan dokter yang cukup terkenal dan memiliki banyak pasien dari berbagai daerah. 

Saat ini dokter Wayan sudah dijemput oleh keluarganya ke Bali pada Minggu (30/4/2023).

Dokter Wayan hanya meninggalkan secarik kertas di pintu masuk tempat praktiknya dengan tulisan "Maaf Pak Dokter Sedang Mudik". 

(Penulis: Kontributor Karawang, Farida Farhan | Editor : David Oliver Purba, Maya Citra Rosa)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Dokter Wayan Tinggalkan Rumahnya ke Bali Usai Viral, Warga Ngaku Kehilangan,Sang Dokter Janjikan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com