KOMPAS.com - Jembatan Barito membentang di atas Sungai Barito, Kalimantan Selatan.
Jembatan Barito menghubungkan tepi barat Sungai Barito di Kecamatan Anjir Muara dan tepi timur Sungai Barito di Kecamatan Alalak Kota Banjarmasin.
Keberadaan Jembatan Barito juga menjadi penghubung Jalan Trans Kalimantan antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Jembatan yang menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan ini merupakan ikon Kalimantan Selatan.
Panjang Jembatan Barito 1.082 meter dengan lebar 10,37 meter melintasi Sungai Barito yang memiliki panjang 800 meter dan Pulau Bakut selebar 200 meter.
Jembatan Barito terdiri dari jembatan utama yang panjangnya 902 meter dengan jembatan pendekat sepanjang 180 meter.
Jembatan Barito diresmikan oleh Presiden Ke 2 Republik Indonesia, Soeharto pada tanggal 24 April 1997.
Konstruksi Jembatan Barito adalah twin suspension bridge (dua jembatan gantung yang berbentuk lebar).
Panjang masing-masing jembatan gantung tersebut adalah 420,5 meter.
Baca juga: Studi Kelayakan Jembatan Barito II Disiapkan, Jadi Jalur Alternatif Kalsel-Kalteng
Setiap bentang terdiri dari bentang utama sepanjang 240 meter. Sedangkan, jarak masing-masing tower dengan franking span kurang lebih 90 meter.
Tujuan penggunaan konstruksi tersebut tidak lain untuk menekan biaya pondasi serta untuk mangatasi lalu lintas yang membutuhkan ruang bebas cukup tinggi.
Bangunan pada bagian atas jembatan ditumpu dengan sejumlah tiang pancang yang memiliki diameter 1.016 meter yang di dalamnya diisi dengan beton bertulang.
Pondasi tersebut juga didesain untuk mampu menahan gaya horizontal yang cukup tinggi.
Bangunan bagian atas jembatan adalah konstruksi rangka baja galvis yang dihubungkan dengan baut.
Bangunan tersebut akan memikul lantai jembatan yang terbuat dari beton bertulang dengan mutu K-350.