“Kegiatan sekolah ini digelar tiap hari Kamis selama dua jam,” ujar Indah, pegiat perempuan di daerah transmigrasi ini.
Bagi para transmigran, ini pendidikan merupakan harapan untuk hidup lebih baik di masa depan. Mereka secara kolektif membangun kekuatan melalui gerakan pertanian untuk meraih pendidikan ini. Di sela-sela kegiatan pertanian di ladang, mereka menyempatkan diri mengikuti pendidikan nonregular ini.
Pada tahun pelajaran awal, sekolah ini mampu meluluskan 12 orang petani, mulai dari paket A, B, dan C. Peserta didik di periode ini merupakan petani yang mendiami kawasan SP3. Pada tahun ajaran berikutnya sekolah yang dirintis para petani diminati warga lain di SP1 dan SP2.
Para petani Marsudi Lestantun di SP3 ini berhasil menggalang kolaborasi di tengah kegiatan merawat kebunnya dan keterisolasian lokasinya.
Mereka mampu menggandeng UPT SP3 Pangea Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Boalemo, PKBM, termasuk program GEF-SGP yang menyasar wilayah mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.