Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imigrasi soal Turis Taiwan Diperas Petugas di Bandara Ngurah Rai Bali: Susah Dibuktikan

Kompas.com - 13/04/2023, 17:42 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Krisiandi

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali, Barron Ihsan, mengaku, sulit mendapat bukti terkait dugaan pemerasan oleh petugas Bandara I Gusti Ngurah Rai, terhadap wisatawan asal Taiwan, bernama Liu.

"Jadi agak susah kita membuktikannya. Ini mungkin dulu mau cari identitas yang bersangkutan siapa baru nanti kita tracking siapa petugas yang mendaratkan. Itu pun kalau kita dapat identitas lengkap dari WN Taiwan ini," kata dia kepada wartawan di Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Denpasar pada Kamis (13/4/2023).

Barron mengemukakan, ada sejumlah kendala untuk membuktikan kebenaran peristiwa tersebut.

Di antaranya, korban tidak menyebutkan secara pasti terkait waktu kejadian pemalakan itu terjadi dan tidak mau membuka identitasnya secara jelas.

Baca juga: Bantahan Bea Cukai Terkait Isu Pemerasan Turis Taiwan di Bandara

Apalagi, kasus ini mencuat setelah turis asing itu pulang ke negara asalnya dan tidak membuat laporan kepada aparat setempat.

"Karena gini, seperti yang saya sampaikan sebelumnya ini seperti kasus yang viral-viral kalau pengadunya enggak jelas bagaimana cara melacaknya, begitu juga kasus ini, si Taiwan ini enggak mau membuka identitasnya hanya L saja," kata dia.

Kendati demikian, Barron memastikan pihaknya akan tetap melakukan investigasi untuk memastikan kebenaran terkait kejadian yang menimpa turis asing tersebut.

Diketahui, peristiwa ini menjadi sorotan setelah adanya sebuah video pemberitaan yang menyebut petugas Bandara Ngurah Rai, Bali, diduga melakukan aksi pemalakan terhadap wisatawan asal Taiwan itu, viral di media sosial.

Video tersebut menarasikan bahwa turis asing tersebut dipalak 400 dolar AS dan diancam dideportasi karena kedapatan memotret di kawasan Bandara.

Baca juga: Turis Taiwan Mengaku Diperas Rp 4 Juta oleh Petugas Bea Cukai, DJBC: Kejadiannya Bukan di Area Kami

"Jadi untuk kasus ini saya belum bisa banyak komentar nantilah kita lakukan investasi dulu," kata dia.

Barron mengatakan, ada beberapa area di kawasan bandara yang memang dilarang untuk mengambil foto dan dapat dikenai sanksi denda apabila ada yang melanggar. Terkecuali sudah mendapat izin dari petugas terkait.

Hanya saja, Barron tidak mengingat secara rinci terkait aturan tersebut. Adapun area yang dilarang tersebut yakni, tempat pemeriksaan keamanan penerbangan (security checkpoint), tempat pengendalian keamanan penerbangan (access control point), pelayanan keimigrasian dan tempat pelayanan kepabeanan.

"Ada aturannya tapi setahu saya enggak sebesar itu sih kan katanya 4000 dollar AS pertamanya, dari 400 dollar AS terus jadi 300 dollar AS. Itu nanti kita lacak dulu lah," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana, mengatakan, telah melakukan penelusuran terhadap video dugaan pemerasan itu.

Baca juga: Viral, Video Turis Taiwan di Bali Mengaku Diperas Petugas di Bandara Ngurah Rai, Ini Hasil Penelusuran Bea Cukai

Hasilnya, kejadian tersebut dipastikan tidak terjadi di area Bea Cukai.

Sebab, Bea Cukai tidak memiliki kewenangan untuk melakukan beberapa hal seperti yang disebutkan oleh WN Taiwan tersebut.

“Dari keterangan tersebut, kami meyakini bahwa kejadian tersebut tidak terjadi di Bea Cukai karena kami tidak memiliki kewenangan untuk melakukan perekaman sidik jari dan stempel atau cap pada paspor,” kata dia, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

Regional
Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Regional
Ini Daftar 90 Caleg DPRD Kabupaten Serang dan Cilegon Terpilih

Ini Daftar 90 Caleg DPRD Kabupaten Serang dan Cilegon Terpilih

Regional
Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, 'Sparepart' Dibongkar lalu Dijual

Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, "Sparepart" Dibongkar lalu Dijual

Regional
Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Regional
Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Regional
Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Regional
Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Regional
Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com