“Anak-anak di bawah umur itu juga berpengaruh, bisa menghasilkan anak stunting. Apalagi kebanyakan mereka bekerja di pabrik, lalu anaknya ditipkan ke neneknya. Tapi neneknya masih berpikiran kuno, jadi memang di sini sangat kompleks permasalahannya,” ucap dia.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua RT 5 sekaligus kader Posyandu, Lusiana Dewi. Selain melakukan edukasi kepada masyarakat, kader Posyandu di wilayah tersebut juga memberi edukasi kepada remaja tentang kesehatan reproduksi, pendidikan seks, hingga Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya (NAPZA).
Tidak lain, hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya pernikahan anak yang mempengaruhi angka stunting.
“Di sini kalau malam gazebo-gazebo ini buat tongkrongan anak-anak muda, lalu kita ngobrol pelan-pelan sama mereka. Kita beri tahu secara halus,” ucap Lusi.
Kader Posyandu di kawasan Tambak Mulya, Tambak Rejo, dan Bonharjo telah banyak memberi kontribusi terhadap penurunan angka stunting.
Uniknya, mereka juga memiliki gerakan baru yang dinamai Jumat Berkah. Setiap hari Jumat, anak-anak yang berkategori stunting memiliki jadwal wajib untuk berkumpul di Balai RW. Di sana, mereka akan diberi edukasi sekaligus makanan tambahan oleh kader Posyandu.
Ketua RW 15 yang juga kader Posyandu, Sri Wahyuni, mengatakan, makanan tambahan Jumat Berkah itu didapat dari Kelompok Wanita Tani (KWT) yang menghijaukan jalanan kampung Tambak Rejo.
Di sepanjang jalan tersebut, mereka menanam berbagai macam pohon, seperti kelor, bayam, wortel, kacang panjang, terong, dan masih banyak lagi. Selain untuk menyuplai anak-anak stunting, hasil tanaman KWT juga dijual kepada masyarakat.
Baca juga: 700 Ibu Hamil di Balikpapan Berpotensi Tinggi Melahirkan Anak Stunting
Pendapatan yang masuk, lalu dibelanjakan berbagai makanan tambahan, seperti susu, mie instan, dan lain sebagainya.
“Ini sudah ada dua bulan yang lalu, sejak kita bisa menghasilkan. Kalau untuk anak stunting kita mengutamakan untuk memberi daun kelor. Karena daun kelor bisa untuk kekebalan tubuh, jadi nafsu makannya bisa terangsang. Sebelum bulan puasa, menunya matang. Kalau bulan puasa ini, diganti dengan sayur mentah,” jelas Wahyuni.
Wahyuni menyebut, adanya Jumat Berkah yang diselenggarakan oleh kader Posyandu, diharapkan bisa membantu menurunkan angka stunting di kawasan Kelurahan Tanjung Mas.
“Dulu sini gersang, tapi Alhamdulillah sekarang sudah mulai dibangun seperti ini. Meski perawatannya harus super ekstra. Semoga bisa berlanjut sampai seterusnya,” ucap Wahyuni.
Sementara itu, Kepala Kelurahan Tanjung Mas, Sony Yudha Putra Pradana, mengungkapkan, tingginya angka stunting di keluarahan yang dipimpinnya itu tidak melulu diakibatkan oleh kurangnya perhatian ataupun penanganan dari pemerintah.
Namun, juga dipengaruhi oleh kepadatan penduduk yang tinggal di wilayah Tanjung Mas.
“Karena jumlah balita di Kelurahan Tanjung Mas ada sekitar 1800 anak. Jika dilihat dari angka balitanya sudah tinggi dibanding yang lain. Maka dari itu, memang besar karena perbandingannya seperti itu,” ucap Sony.
Sejauh ini, Sony mengaku, Kelurahan Tanjung Mas telah menggandeng beberapa pihak untuk memaksimalkan penurunan angka stunting dengan cara edukasi, pendampingan, maupun memberikan bantuan suplemen makanan.
Dengan demikian, dirinya sangat optimis jika Kelurahan Tanjung Mas bisa mencapai zero stunting pada tahun yang telah ditargetkan.
“Kalau melihat angka dan usaha yang telah dilakukan Pemerintah Kota Semarang, bersama Kluarahan, pemangku wilayah RT maupun RW, saya positif target itu bisa tercapai,” pungkas dia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.