SUMBAWA, KOMPAS.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencapai 207 kasus, terhitung sejak Januari 2023.
Rinciannya, pada Januari tercatat 86 kasus, Februari 68 kasus, dan Maret 54 kasus. Belum ada kasus meninggal akibat penyakit tersebut.
Rata-rata, penderita didominasi usia anak. Salah satu faktor karena permukiman padat penduduk dan perilaku masyarakat membuang sampah plastik sembarangan.
"Jangan buang sampah sembarangan karena bisa jadi tempat bersarang nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Sarip Hidayat saat dikonfirmasi, Rabu (29/3/2023).
Baca juga: Banyak Pohon Tumbang, Penyaluran Bantuan Korban Kebakaran di Sumbawa Sempat Terkendala
Sarip mengatakan, kasus tertinggi didominasi anak tercatat di Kecamatan Sumbawa sebanyak 35 persen, tersebar di Kelurahan Brang Biji, Seketeng, Lempeh, Brang Bara. Selanjutnya, Kecamatan Labuan Badas dan Unter Iwes.
"Kami sudah lakukan fogging di beberapa titik," sebut Sarip.
Baca juga: 3 Rumah di Sumbawa Hangus Terbakar, Api Cepat Menyebar karena Lokasi Sulit Diakses Mobil Damkar
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan 3M plus.
Menurutnya, DBD ini penyakit berbasis lingkungan. Genangan air dapat menyebabkan berkembangnya jentik nyamuk Aedes aegypti.
"Pada bulan Maret ini intensitas hujan berkurang, bisa satu minggu baru hujan lagi dan jadi penyebab berkembang nyamuk," jelas Sarip.
Berbeda dengan ketika hujan tiap hari, air akan selalu mengalir dan jentik tidak bisa berkembang.
"Upaya yang sudah kami lakukan dengan penerbitan surat edaran bupati untuk pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masyarakat melalui 3M plus," jelas Sarip.
Selain itu, penguatan layanan promosi kesehatan melalui Puskesmas Keliling juga dimasifkan untuk edukasi pemberantasan sarang nyamuk.
"Kalau tidak ada tempat berkembang nyamuk, maka tidak ada kasus. Kami harap orangtua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala," pungkas Sarip.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.