Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis dan Tawa Transmigran Bedhol Desa yang Pulang Kampung Halaman, Saksikan Rumahnya Sudah Jadi Waduk dan Obyek Wisata

Kompas.com - 20/03/2023, 05:06 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Ujung bibir Giyatno (53) bergetar saat mengacungkan telunjuk ke tanah miring pinggir Waduk Sermo di Kalurahan Hargowilis, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Air mata seketika menggenang di kedua bola matanya.

Giyatno berusaha air mata itu tidak jatuh di pipi.

Ia menata kata-kata sambil sesekali mengambil napas dalam. Ia menata hati agar tidak emosi.

“Rumah kami dulu di sana, tepat di atas air, tapi sekarang sudah menjadi bagian dari waduk,” kata Giyatno, saat ditemui di lapangan parkir kawasan dermaga Waduk Sermo, pada Sabtu (18/3/2023).

Baca juga: Dua Cagar Budaya di Kulon Progo Bakal Terkena Proyek Pembangunan Tol Solo-Yogyakarta-YIA, Apa Saja?

Giyatno, satu dari 126 warga Dusun Taktoi II, Desa Taktoi, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, yang berkunjung ke Hargowilis.

Mereka sejatinya sebagian masyarakat Desa Hargowilis yang 34 tahun lalu ikut bedhol desa atau berangkat bersama-sama transmigrasi setelah kampungnya digusur untuk pembangunan Waduk Sermo.

Ratusan warga Toktoi ini mampir empat malam di Hargowilis untuk mengikuti Sambang Desa yang digelar Dinas Pariwisata Kulon Progo. Salah satu kegiatannya di dermaga Waduk Sermo.

Giyatno masih ingat lokasi tanah keluarganya di tepi waduk yang ada sekarang.

Di sana ia hidup dalam keluarga sederhana, lulus sekolah, punya banyak teman bermain di kampung.

Kini, semua berubah jadi waduk. Tenggelam oleh air, namun memberi berkah yang mengairi sawah penduduk, air minum bagi penduduk dan banyak kemajuan kota.

Ia berusaha menahan haru. Namun, tangisnya tetap pecah.

“Saya merasa senang dan bersyukur setelah kami melakukan pengorbanan yang begitu banyak, tanah tenggelam, tidak apa-apa. Tidak apa-apa tanah itu. (Kalau tanah kami sekarang) jadi pinggiran waduk sekarang,” kata Giyatno, sambil menangis.

Giyatno saat itu masih 20 tahun dan baru tamat sekolah.

Ia masih kurus dan bujang saat memutuskan ikut berangkat bersama 100 kepala keluarga ke Rejang Lebong untuk transmigrasi.

Baca juga: Detik-detik Gempa Kulon Progo, Ahmad Gendong Anak Keluar Rumah walau Hujan, Warga Wonogiri Bunyikan Kentongan

Mereka semua berangkat dengan 10 bus pada 27 Desember 1990 dan tiba 4 Januari 1991 di Rejang Lebong.

Tiap keluarga membawa banyak barang, seperti sepeda, alat kerja pertanian, hingga perkakas rumah tangga.

“Ada yang sampai tiga peti,” kata Giyatno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com