Namun, pelaksanaan atraksi Pasola dihentikan akibat kericuhan antardua kelompok peserta atraksi dan para pendukung masing-masing kelompok.
"Kericuhan tersebut dipicu karena adanya aksi provokasi dari salah satu peserta atraksi kelompok Wanukaka Bawah," ungkap Ariasandy.
Ariasandy menyebut, Kapolres Sumba Barat bersama seluruh personel pengamanan yang terlibat segera melokalisasi dan menghalau peserta aksi, melalui tindakan preemtif.
Kapolres, lanjut dia, juga mengimbau kedua kelompok untuk tetap tenang dan kembali ke posisi masing-masing.
"Atas kejadian tersebut terdapat dua orang penonton mengalami luka pada bagian kepala dan segera dilakukan tindakan medis, diduga akibat terkena lemparan batu," kata Ariasandy.
Baca juga: Pasola, Ritual Adu Ketangkasan Berdarah yang Berasal dari Sumba
Selanjutnya Rato bersama Pemerintah Daerah Sumba Barat, menghentikan dan mengakhiri pelaksanaan atraksi Pasola, untuk mengantisipasi kericuhan yang lebih besar.
"Kapolres mengimbau kepada seluruh masyarakat yang hadir untuk kembali ke rumah masing-masing," ujar Ariasandy.
Sebelumnya, kericuhan serupa juga terjadi pada Februari 2023 lalu.
Pasola yang dihadiri ribuan warga dan peserta di Lapangan Hobakala, Desa Patila Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (16/2/2023), berujung ricuh.
Budaya Pasola adalah permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas kuda yang merupakan bagian dari upacara ritual Marapu.
"Atraksi Pasola dimulai pukul 08.30 Wita dan ricuh pukul 10.20 Wita," ungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy, kepada Kompas.com, Jumat (17/2/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.