Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Polisi di Rote Ndao Dikeroyok Warga dan Seorang Anggota TNI Berakhir Damai

Kompas.com - 11/03/2023, 17:20 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kasus pengeroyokan yang dialami Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Alexander Herman Weflaar (41), Kepala Sub Unit Pengendalian Massa Satuan Samapta Kepolisian Resor (Polres) Rota Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), berujung damai.

Aipda Alexander yang dikeroyok sejumlah warga, sempat melaporkan seorang anggota TNI berinisial AF karena ikut terlibat dalam pengeroyokan yang terjadi pada Jumat (10/3/2023) kemarin.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Rote Ndao Ajun Inspektur Polisi Satu Anam Nurcahyo, mengatakan, kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan pada Sabtu (11/3/2023) siang.

"Tadi sekitar pukul 11.20 Wita, bertempat di ruangan Wakapolres Rote Ndao, telah dilaksanakan kegiatan mediasi terkait kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh anggota TNI AD Prada AF dari Kesatuan Yon Zipur 18 (sedang melaksanakan cuti) terhadap anggota Polres Rote Ndao Aipda Herman Weflaar,"ujar Anam kepada Kompas.com, Sabtu petang.

Baca juga: Polisi di Rote Ndao NTT Laporkan Anggota TNI atas Pengeroyokan yang Dialaminya

Kegiatan mediasi ini lanjut Anam, dipimpin Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Rote Ndao Komisaris Polisi Anthonius Mengga.

Hadir dalam media itu, Kepala Seksi Profesi dan Pengamanan Polres Rote Ndao Inspektur Polisi Dua (Ipda) Daniel Bessie, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Rote Ndao Inspektur Polisi Satu (Iptu) Yeni Setiono, Kepala Unit Paminal Polres Rote Ndao Aipda Doni Istiawan, Kepala Unit Provos Polres Rote Ndao Aipda Merielis Niap.

Hadir juga korban penganiayaan Aipda Herman Weflaar, Perwira Seksi Intel Kodim 1627/Rote Ndao Letnan Dua (Letda) Inf. Yermias Ado, anggota Unit Intel Kodim 1627/Rote Ndao Sersan Dua (Serda) M. Kahfid dan terduga pelaku Prada AF.

Menurut Anam, dari hasil mediasi telah disepakati sejumlah hal yakni terduga pelaku menyadari akan perbuatannya dan meminta maaf kepada korban.

"Begitupun dengan korban, menerima permintaan maaf terduga pelaku dan sepakat untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan," ujar Anam.

Baca juga: Oknum TNI Keroyok 5 Orang di Sumbawa, Bermula Kejadian di Kafe, Danrem Pastikan Anggota yang Terlibat Ditahan

Kemudian, atas penyelesaian perkara tersebut, maka dibuatkan surat pernyataan yang ditandatangani oleh kedua pihak dengan disaksikan oleh sejumlah saksi.

"Menindak lanjuti kegiatan mediasi ini, pihak penyidik Satuan Reskrim Polres Rote Ndao akan memanggil para saksi dan pihak keluarga kedua belah pihak untuk dimintai keterangan dan selanjutnya akan dilakukan restorasi justice," kata Anam.

 

Sebelumnya diberitakan, Kepala Sub Unit Pengendalian Massa Satuan Samapta Kepolisian Resor (Polres) Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Alexander Herman Weflaar (41), melaporkan seorang anggota TNI berinisial AF atas kasus pengeroyokan yang dialaminya.

Meski tak terlibat langsung, anggota TNI ini dianggap sebagai provokator karena menyuruh sejumlah warga untuk mengeroyok korban.

Baca juga: Polisi di Rote Ndao NTT Laporkan Anggota TNI atas Pengeroyokan yang Dialaminya

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Rote Ndao, Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Anam Naurcahyo mengatakan, aksi pengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Tondao, Desa Persiapan Nitaso, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, NTT, Jumat (10/3/2023).

"Kejadiannya tadi subuh sekitar pukul 03.00 Wita," kata Anam kepada Kompas.com, Jumat petang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com