Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

83 Anak di Papua Tengah Terkena Campak dan 15 di Antaranya Meninggal Dunia

Kompas.com - 05/03/2023, 06:56 WIB
Rachmawati

Editor

Pusat kesehatan yang sulit dijangkau

Berdasarkan pengamatan Pastor Yeskiel di lapangan, warga yang anaknya mengalami campak tidak melakukan pengobatan apapun.

Oleh sebab itu, dia mengimbau para warga untuk membawa anak-anak mereka yang sakit ke pusat paroki.

Kata Yeskiel, “kampung-kampung“ tidak memiliki fasilitas kesehatan dan warga dari berbagai pelosok sulit menjangkau fasilitas kesehatan yang berada di pusat distrik, yaitu di Timeepa.

”Mereka mau datang berobat juga medannya sulit sekali... letak perkampungan cukup berjauhan. Petugas medis juga tidak selalu ada di puskesmas. Dokter tidak ada sama sekali di sini, hanya ada dua Mantri putra daerah, yang juga tidak selalu ada di tempat tugas mereka,“ tambah Yeskiel.

Baca juga: Kapolda Papua Duga Elkius Kobak Dalang Penembakan Dandim dan Anggotanya

Menurut laporan wartawan Yamoye Abeth yang berbasis di Papua Tengah, sejak 2020 Puskesmas Timeepa sudah mengalami peningkatan status puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap. Namun tidak ada petugas medis seperti dokter, perawat, dan lain-lain.

Begitu juga dengan beberapa puskesmas di wilayah lainnya di Mapia, seperti di Modio dan Abouyaga yang tidak ada petugas melayani.

Suspek campak sejak Januari

Ilustrasi campak, penyakit campak pada anak. Sejarah campak, penyakit paling menular ini diketahui sebagai penyakit kuno yang pertama kali dideskripsikan dokter Persia pada awal abad ke-9.Shutterstock Ilustrasi campak, penyakit campak pada anak. Sejarah campak, penyakit paling menular ini diketahui sebagai penyakit kuno yang pertama kali dideskripsikan dokter Persia pada awal abad ke-9.
Pada Januari lalu, 39 kasus suspek campak dilaporkan di Provinsi Papua Tengah. Harian Kompas memberitakan, 14 kasus campak ditemukan di Kabupaten Paniai dan 25 kasus di Kabupaten Mimika.

Sebanyak 14 anak di Paniai dilaporkan mengalami gejala klinis seperti bintik-bintik merah pada tubuh, mata merah, demam, batuk dan beringus.

Dinas Kesehatan Kabupaten Paniai sudah mengirimkan sampel dari anak-anak suspek campak itu ke Surabaya untuk diteliti lebih lanjut.

Dua dari belasan sampel yang dikirim itu berasal dari Dogiyai dan Deiyai, kata Kepala Seksi Jaminan Kesehatan Dinas Kesehatan Dogiyai Isak Waine.

“Yang dikirim itu sudah positif campak,” kata Isak kepada wartawan Yamoye Abeth yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Jumat (03/03).

Baca juga: 8 Orang Ditembak di Puncak Papua Tengah, 2 Meninggal, 1 di Antaranya TNI

KLB campak, ‘masyarakat menolak imunisasi’

Meski menurut laporan warga kasus campak sudah menyebar di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, Isak Waine mengatakan wilayahnya belum mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa (KLB). Di Papua Tengah, baru Kabupaten Mimika saja yang sudah menyatakan KLB campak.

Kabupaten Dogiyai mencatat 16 orang mengalami campak dan itu belum termasuk laporan dari Paroki Kristus Penebus Timeepa di Mapia.

“Untuk kasus sampai saat ini Mapia belum melaporkan ke dinas karena kami di dinas menunggu laporan dari puskesmas,” ujar Isak.

Di sisi lain, Pastor Yeskiel mengaku belum menyerahkan data yang dihimpun oleh parokinya ke pemerintah setempat dengan alasan kesulitan saat bertemu pemerintah.

Baca juga: Apakah Campak dan Penyakit Cacar Air Itu Sama?

Menurut Kemenkes, suatu daerah disebut KLB ketika memiliki minimal dua kasus campak yang sudah dikonfirmasi di laboratorium dan memiliki hubungan epidemiologi.

Pada Januari lalu, Kemenkes melaporkan 12 provinsi mengeluarkan penyataan kejadian luar biasa (KLB) campak.

“Selama tahun 2022 yang lalu, jumlah kasus campak yang ada di negara kita memang cukup banyak lebih dari 3.341 laporan kasus. Kasus-kasus ini menyebar di 223 kabupaten/kota di 31 provinsi,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine, dikutip dari situs resmi Kemenkes.

Jumlah tersebut merupakan akumulasi kasus sejak Januari-Desember 2022. Dibandingkan tahun sebelumnya, Kemenkes menyebut peningkatan yang cukup signifikan sekitar 32 kali lipat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com