Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

83 Anak di Papua Tengah Terkena Campak dan 15 di Antaranya Meninggal Dunia

Kompas.com - 05/03/2023, 06:56 WIB
Rachmawati

Editor

KLB campak disebabkan tidak tercapainya target pelayanan imunisasi rutin selama dua tahun berturut-turut, sehingga banyak anak-anak yang tidak diimunisasi rutin akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: 46 Anak Terjangkit Campak Sudah Sembuh, Dinkes Surabaya Minta Warga Tetap Waspada

Penurunan cakupan imunisasi itu juga menurun di Dogiyai. Kini, angkanya tidak lagi mencapai jumlah seperti pada 2019 dan tahun-tahun sebelumnya.

“Masyarakat menolak imunisasi dasar yang biasa dilakukan karena masyarakat pikir disuntik vaksin Covid-19. Akibat dari tidak diimunisasi itu, sekarang terjadi kasus campak,” kata Isak menjelaskan.

Apa yang sudah dilakukan pemerintah?

Setelah kasus suspek campak dikonfirmasi sebagai campak, Dinas Kesehatan Kabupaten Dogiyai mengatakan PJ Bupati Dogiyai Petrus Agapa sudah menyerahkan vitamin A, vaksin untuk imunisasi, dan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak yang menderita kurang gizi.

Itu sudah dilakukan sejak akhir Februari.

“Untuk kami di Dogiyai, secara keseluruhan di wilayah kerja kabupaten Dogiyai, puskesmas itu sudah jalankan imunisasi, pemberian vitamin, dan PMT,” kata Isak.

Kementerian Kesehatan melalui rilisnya pada Januari lalu, juga mengaku telah berupaya mengejar imunisasi dasar yang tertinggal akibat pandemi dengan melakukan dua kali perpanjangan masa imunisasi.

Namun, Pastor Yaskiel mengatakan bantuan itu tidak sampai ke masyarakat.

“Kalau ada [bantuan itu], kenapa mereka tidak layani warganya?” kata dia.

Baca juga: Biak Numfor Papua Zero Kasus Campak Rubella Anak Sepanjang 2022

Wabah campak di Papua pada 2018

Wabah campak juga pernah terjadi di Papua pada 2018 lalu, berbarengan dengan gizi buruk. Wabah terjadi di Kabupaten Asmat dan wilayah Pegunungan Bintang dan menyerang sekitar 600 anak.

Sebanyak 71 orang meninggal dunia, 66 di antara mereka akibat campak.

Pemerintah menetapkan peristiwa itu sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Kala itu, Panglima TNI mengklaim permasalahan [campak] itu sudah selesai dan sudah tidak ada lagi campak setelah satgas TNI melakukan vaksinasi terhadap 13.000 lebih anak yang tersebar di 224 kampung di Asmat.

Baca juga: Tingkatkan Cakupan Imunisasi MR, Dinkes Surabaya: Sudah 46 Anak Terjangkit Campak

Salah satu permasalahan yang dihadapi warga kala itu tidak jauh berbeda dengan yang dihadapi saat ini, yaitu sulit mendapatkan akses kesehatan.

Tenaga kesehatan di perkampungan, terbatas. Jaraknya pun jauh, harus menggunakan perahu. Sementara perahu dan minyak pun belum tentu ada.

Ketika ada fasilitas kesehatan, petugas medisnya jarang bersiaga di posko kesehatan.

Akibatnya banyak anak yang tidak bisa sembuh karena tidak ada obat dan pengobatan.

Berita ini telah diperbarui dengan menambah jumlah anak yang meninggal karena campak, berdasarkan data terbaru dari Pastor Paroki Kristus Penebus Timeepa, Yeskiel Belau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com