LAMPUNG, KOMPAS.com - Anggota DPRD Provinsi Lampung Mardiana "membawa" nama seniornya di Partai NasDem agar bisa bertemu dengan eks Rektor Unila Karomani.
Dalam sidang di Pengadilan Tipikor Tanjung Karang, Mardiana mengaku "terpaksa" memakai nama Tamanuri (anggota DPR) agar Karomani mau bertemu dengannya
"Saya itu mau nanya soal SPI (sumbangan pembangunan institusi) soalnya anak saya mau masuk Kedokteran lewat mandiri," kata Mardiana, Selasa (28/2/2023).
Baca juga: Merasa Ga Enak Hati, Mantan Wali Kota Bandar Lampung Bantu Anak Anggota DPRD Masuk FK Unila
Namun, dia tidak kunjung bisa bertemu dengan Karomani.
Mardiana mengaku hendak membicarakan uang SPI sebesar Rp 250 juta ditambah uang pembangunan masjid (infak) sebesar Rp 100 juta.
"Maksud saya mau ketemu, saya mau bilang saya sanggup bayar Rp 250 juta ditambah Rp 100 juta, tapi cicil dua kali," kata Mardiana.
Baca juga: Anggota Polri Titip Putrinya Masuk Kedokteran Unila, Bawa Rp 150 Juta Saat Bertamu ke Rumah Karomani
Menurutnya, berkas anaknya yang berinisial KD untuk jalur mandiri sudah diberikan. Namun tertumpuk dengan berkas lainnya.
Sehingga dia menulis di map berkas itu nama "Tamanuri" agar berkasnya tidak ditumpuk makin ke bawah.
"Saya tulis Tamanuri," kata Mardiana.
"Siapa Tamanuri?" tanya jaksa.
"Anggota DPR RI dari Partai NasDem, Pak," jawab Mardiana.
"Kenapa menulis nama Tamanuri," tanya jaksa lagi.
"Supaya bisa ketemu Pak Karomani, ngomongin SPI, saya juga minta bantu Pak Tamanuri," kata Mardiana.
Setelah "membawa" nama Tamanuri, Mardiana bisa menemui Karomani. Kemudian setelah pengumuman kelulusan, Karomani mengajak Mardiana ke lokasi pembangunan Gedung Lampung Nahdliyin Center (LNC).
"Saya diajak, ditunjukkan masih gedungnya. Pak Profesor (Karomani) bilang, kalau ibu mau menyumbang, ini lantai tiga masih kosong," kata Mardiana.
Diketahui, Karomani terjerat kasus suap penerimaan mahasiswa baru (PMB) Unila bersama dua orang lain, Heryandi (eks warek I) dan M Basri (eks ketua senat).
Modus penitipan mahasiswa ini dengan membebani orangtua agar membayar uang infak (kode suap PMB Unila) mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 350 juta agar masuk ke FK Unila.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.