MIMIKA, KOMPAS.com- Asmat selama ini lebih dikenal sebagai sebuah kabupaten di Provinsi Papua Selatan dengan memiliki budaya ukiran kayu yang sudah mendunia.
Kabupaten yang berdiri di atas rawa-rawa tersebut kini mulai tersentuh moderenisasi.
Hampir seluruh rumah di wilayah tersebut, terutama di Distrik Agats sebagai ibu kota kabupaten, memiliki sepeda motor listrik.
Jaringan telekomunikasi di wilayah tersebut pun sudah menggunakan jaringan data 4G.
Tetapi dengan kemajuan tersebut, unsur budaya terkait tradisi adat setempat tetap dijaga. Salah satunya adalah dengan keberadaan Rumah Adat Jew.
Baca juga: 9 Kapal Tradisional dari Indonesia, Ada Pinisi Khas Bugis hingga Chi Khas Asmat
Rumah panggung berbentuk persegi panjang tersebut, dibangun memanjang ke samping menggunakan kayu sebagai inti bangunan, kulit kayu sebagai lantainya, daun sagu digunakan sebagai dinding dan atap rumah.
Nikolaus Depi selaku Tokoh Adat Asmat menjelaskan, rumah adat Jew tidak ditinggali dan hanya digunakan saat ada musyawarah.
Uniknya, rumah adat tersebut tidak boleh dimasuki oleh perempuan walau didalamnya terdapat banyak tungku untuk memasak.
"Digunakan untuk pertemuan-pertemuan, musyawarah adat, khusus laki-laki," ujar Nikolaus di Distrik Ewer, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Sabtu (25/2/2023).
Musyawarah, terang Nikolaus, terkadang bisa berlangsung selama berhari-hari sehingga sudah ada masyarakat yang bertugas memasak di dalam rumah tersebut.
Pembahasannya pun bervariasi, tergantung apakah saat itu ada masalah yang harus diselesaikan atau untuk mempersiapkan sebuah kegiatan adat.
Dalam Rumah Jew, tidak terdapat sekat-sekat bangunan, tapi ada cukup banyak tungku api yang digunakan oleh masing-masing marga.
Baca juga: Distrik Agats, Kota Papan di Asmat Papua yang Penuh Sepeda Motor Listrik
Tidak hanya tungku api, tiap marga juga memiliki pintu masuknya masing-masing.
"Rumah yang selalu kamu syukuri, kami persembahkan apa yang ada, dari sejak nenek moyang sampai saat ini," kata dia.
Menurut Nikolaus, perempuan bukan tidak boleh sama sekali masuk ke Rumah Jew, karena pada momen tertentu mereka akan diundang masuk dengan tujuan tertentu.
Perempuan hanya diperkenankan masuk ketika ada momen perayaan. "Ada waktu-waktu tertentu perempuan diundang masuk untuk menari," kata dia.