KOMPAS.com - Empat orang dinyatakan tewas saat ledakan dahsyat terjadi di Dusun Tegalrejo Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Minggu (19/2/2022) malam.
Diduga ledakan dahsyat tersebut dipicu saat tiga korban meracuk 20 kilogram bahan baku petasan. Selain empat orang tewas, 23 orang dinyatakan luka-luka dan ada 25 bangunan yang rusak.
Selain di Blitar, berikut sederet kasus ledakan petasan yang hebohkan Indonesia.
Akibat kejadian tersebut satu satu orang tewas dan satu orang lainnya mengalami luka bakar serius.
Korban tewas adalah Joko Slamet (35), anak Sukija. Sementara korban luka bakar adalah Sainten (55) istri Sukijan.
Ledakan terjadi saat masyarakat shalat tarawih. Saat rakaat kedua, warga mendengar suara ledakan yang cukup keras.
Sumber suara berasal dari rumah Sukijan dan rumah tersebut berantakan akibat ledakan. Dari hasil olah TKP, polisi menemukan kaleng yang berisi sisa belerang, abu bekas belerang dan serbuk petasan.
Polisi menduga sebelum terjadi ledakan, di dalam rumah ada aktivitas meracik bubuk untuk petasan.
Baca juga: Bahan Petasan Meledak Saat Tarawih, Seorang Warga Tewas
Akibat ledakan itu, jasad Sunardi (26) dan Samuri (21) terpental hingga beberapa meter dari lokasi ledakan.
Tak hanya itu rumah bertingkat milik korban juga rusak akibat ledakan mercon yang akan dibunyikan saat Lebaran.
Suara ledakan itu bahkan terdengar hingga radius lima kilometer. Mayat Sunardi ditemukan di bawah pohon pisang dengan sekujur tubuh mengalami luka bakar.
Sementara adiknya, Samuri yang berprofesi sebagai pekerja bengkel las meninggal di perjalanan ke RS. Tubuh Samuri terpental lima meter dan mendarat di atap rumah tetangga.
Kapolres Ponorogo, AKBP Mochamad Nur Azis menduga saat meracik mercon, Sunardi mengapit bahan yang diaduk dengan kedua kakinya.
Sehingga saat ledakan terjadi, kedua kaki korban hancur hingga terpental 100 meter ke berbagai arah dari lokasi kejadian.
Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan beberapa bagian tubuh tersebut. Bagian tubuh itu disatukan kembali dengan tubuh induknya.
Baca juga: Ledakan Mercon yang Tewaskan Kakak Adik Terdengar hingga Radius 7 Km, Korban Terlempar
Akibat luka yang cukup parah, 2 orang
meninggal dunia di rumah sakit pada Selasa (11/05/2021).
Kapolsek Rejotantangan menuturkan, sebelumnya para korban diduga tengah meracik petasan berukuran besar, di dalam rumah kosong untuk persiapan Lebaran.
Kemudian, petasan yang diracik tersebut tiba-tiba meledak, dan melukai sembilan orang yang ada di dekatnya.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, petasan yang meledak berjumlah sekitar 20 petasan.
Selain itu, saat olah TKP, polisi juga menemukan titik pusat ledakan yakni lantai semen berlubang sedalam sekitar 5 sentimeter, dengan diameter 40 sentimeter.
Baca juga: 2 Orang Tewas, 7 Luka-luka akibat Ledakan Saat Meracik Petasan di Tulungagung
Korban yang meninggal di hari kejadian adalah Taufik Hidayat (27), Rizky Efendi (21), Rio Dwi Pangestu (22). Satu hari setelahnya, korban meninggal betambah satu orang yakni Sugiyanto yang sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Prembun
Sementara tiga korban lainnya mengalami luka-luka.
Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama mengatakan dari hasil pemeriksaan ada tujuh orang yang meracik bubuk petasan.
Saat meracik sebagian besar sambil merokok yang diduga memicu ledakan.
Baca juga: Fakta Baru Ledakan Petasan di Kebumen, Diduga Peracik Merokok, Korban Bertambah
"Hasil pemeriksaan saksi, dari tujuh orang yang meracik petasan itu, waktu memasukkan bubuk petasan ke selongsong, separuhnya sambil merokok," kata Piter, Kamis (13/5/2021)
Dari hasil olah TKP diperkirakan bubuk petasan yang meledak sekitar 2-3 kilogram. Selain itu polisi juga menemukan 400 selongsong petasan yang belum terisi yang ukurannya agak besar.
"Bubuk petasan yang meledak diperkirakan sekitar 2-3 kilogram, tapi untuk jumlah pastinya masih kami dalami. Cuma kami menemukan selongsong petasan yang belum terisi saja sekitar 400 buah di dalam karung, ukurannya juga agak besar," kata Piter.
Diduga bahan mercon tersebut dibeli korban Taufik Hidayat secara online di wilayah Pati.
Baca juga: 61 Kg Bahan Petasan di Kebumen Dimusnahkan, Tahun Lalu Renggut 4 Nyawa
Peristiwa tersebut terjadi di area persawahan di desa tempat pada Senin (4/4/2022). Buntut dari peristiwa tersebut, polisi menetapkan tujuh tersangka.
Kasus tersebut berawal saat IQ mengambil mercon di rumah temannya. Ia kemudian membawa mercon tersebut ke persawahan untuk dinyalakan. Jarak antara rumah rekan korban dengan persawahan sekitar 1 kilometer.
IQ pun menyalakan sumbu mercon yang memiliki diameter lima sentimeter. Walau sudah dinyalakan, mercon tersebut tak kunjung meledak.
Karena penasaran, ia pun mengambil mercon yang tali pemicunya sudah menyala dengan tangan kanan. Namun saat dipegang itu tiba-tiba mercon meledak.
Dengan kondisi jari tangan kanan remuk, korban yang masih dalam kondisi sadar kembali ke rumah temannya. Ia pun dievakusi ke RSUD dr Hardjono Ponorogo untuk mendapat perawatan.
Baca juga: Kronologi Jari Pemuda di Ponorogo Remuk Terkena Ledakan Mercon, Dipegang Saat Sumbu Menyala
Akibatnya, satu rumah milik Sulastri (54) rusak dan satu warga luka-luka.
Peristiwa tersebut berawal saat korban Amzad Tri Ardhiansyah mengecek bahan peledak bubuk yang ditaruh dalam plastik.
Selanjutnya, bubuk mercon dimasukkan dalam kotak dan dimasukkan dalam lemari. Diduga lantaran suhu panas, obat mercon itu meledak.
Akibatnya Amzad mengalami luka pada tangan sebelah kanan dan luka bakar pada kaki korban.
Selain korban, di rumah itu terdapat empat anggota keluarga namun mereka tidak mengalami luka-luka yang serius.
Baca juga: Bahan Mercon Meledak di Dalam Rumah Warga Madiun Usai Sahur, 1 Orang Terluka
Ledakan tersebut terjadi di rumah milik Barep Sasmita. Akibat ledakan tersebut, Barep meninggal dunia karena luka parah.
Sementara satu korban lainnya bernama Ismanto dirawat di Kendal.
Kejadian bermula saat dua orang tersebut meracik obat mercon untuk digunakan pada perayaan Idul Fitri 1443 H.
Diduga karena ada kesalahan dalam pembuatan atau meracik obat mercon sehingga terjadi ledakan di lokasi kejadian.
Baca juga: Mercon Meledak Saat Diracik untuk Perayaan Idul Fitri, Satu Tewas dan Satu Luka Bakar
Ledakan terjadi akibat aktivitas pembuatan petasan yang ada di dalam rumah tersebut. Total ada empat kilogram petasan yang meledak.
Rumah yang hancur tersebut adalah rumah kosong milik warga bernama Bowo yang belum ditempati karena masih baru. Rumah itu dimanfaatkan warga tanpa izin untuk membuat petasan oleh tetangga Bowo.
FND, salah satu korban mengaku membeli bahan petasan secara online dengan harga Rp 200.000 per kilogram.
Selain membeli bahan petasan, FND kepada polisi juga mengakui turut serta membuat selongsong kertas tempat petasan. Bahkan aktivitas menggulung kertas itu sudah dilakoninya sejak awal bulan Ramadhan.
Baca juga: Sebuah Rumah di Kediri Rusak akibat 4 Kilogram Petasan Meledak, Satu Orang Diamankan
Selain korban tewas, ledakan juga membuat dua rumah milik warga rusak parah. Sementara, polisi menyebut ledakan tergolong "low explosive" atau berdaya ledak rendah.
Korban tewas adalah Ahmad Bustomi (28) yang merupakan peracik petasan di rumah tersebut. Akibat ledakan tersebut, rumah bagian belakan milik Sajam rusak. Kerusakan rumah juga dialami oleh tetangga sampingnya, Sobirin.
Sehari-hari Bustomi dikenal sebagai pembuat lampu hias. Selain itu ia bekerja sampingan membuat petasan.
Baca juga: Korban Tewas akibat Ledakan di Banyumas adalah Peracik dan Penjual Bahan Petasan
Peristiwa itu terjadi di rumah milik warga bernama Abu Khoer pada Sabtu (4/2/2023) pukul 09.00 WIB.
Saat itu warga mendengar suara ledakan dari gudang di dalam rumah Abu Khoer. Saat dicek, ada bekas darah mengarah ke rumah bagian belakang.
Warga kemudian menemukan korban di dasar kolam dalam keadaan meninggal dengan kondisi tangan kanan korban hilang.
"Korban tewas diduga terkena ledakan saat membuat petasan," ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cilacap AKP Gurbacov.
Di TKP, polisi mengamankan 115 gulungan kertas untuk bahan pelindung serbuk petasan, tiga plastik untuk bungkus serbuk warna hitam dan putih, satu bilah bambu lapuk atau plarang, serta tiga buah kardus bekas tempat infus.
(Penulis: Moh. Syafií, Slamet Widodo, M Iqbal Fahmi, Puthut Dwi Putranto, Muhlis Al Alawi, Dian Ade Permana, M Agus Fauzul Hakim, Fadlan Mukhtar Zain | Editor : Robertus Belarminus, Pythag Kurniati, Kristian Erdianto, Abba Gabrillin, Ardi Priyatno Utomo, Dheri Agriesta, Andi Hartik, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.