Saat berjalan di hutan lebat berkontur perbukitan, untuk menentukan langkah maka harus mendaki sampai ke puncak bukit.
Dari sana terlihat luhak (lembah) punggung bukit putus atau berjurang dan yang terhubung dengan bukit yang lain.
Kemudian untuk memperhatikan langkah saat mendaki bukit, berjalan jangan garis lurus, tapi zig-zag akan dapat mengamati bahaya dari atas kepala, terutama batu yang tiba-tiba menggelinding karena gerakan orang lain atau binatang yang berada di atas bukit.
Saat perjalanan kemarin, kata Robes dirinya membentuk dua tim, untuk mengamati bukit yang berlainan, kemudian janjian di puncak bukit gedang.
Baca juga: Detik-detik Kapolda Jambi Dievakuasi dari Hutan Kerinci Pakai Helikopter Super Puma
Tindakan terburu-buru dari kepala tim evakuasi, membuat kelompok yang dipimpin saudara Robes tersesat dua jam.
Dalam kondisi tersesat di hutan dan ingin pulang ke rumah maka ikutin luhak (lembah) yang tentunya nanti menuju sungai.
Dari sungai akan mengalir ke sungai yang lebih besar. Sungai besar tentunya akan banyak perkampungan.
Robes sejak kecil keluar masuk hutan. Masuk hutan untuk mencari ikan atau memikat burung. Tentunya untuk menambah penghasilan.
Ketika berada dalam hutan, agar aman dari binatang buas maupun mahluk gaib penunggu hutan, maka pantang makan di tempat alat masak yang digunakan untuk masak.
Ia mencontohkan saat membakar ikan di dalam hutan, kita tidak boleh memakan ikan tersebut yang masih dalam tusuknya, harus dilepas ditaruh piring.
Apabila ini dilanggar akan mengundang mahluk halus, agar melakukan sesuatu yang buruk.
Ketika memotong ranting pohon untuk membuat api, misalnya jangan menggunakan lutut, karena itu mengundang datuk (harimau).
Baca juga: Seluruh Penumpang Rombongan Heli Kapolda Jambi Berhasil Dievakuasi dengan Selamat
Larangan di hutan ini untuk bertanya. Misalkan mendengar suara auman harimau atau suara tertawa, jangan bertanya kepada orang lain. Diam dan waspadalah, karena tandanya hewan buas di sekitar kita.
Jangan memikirkan keluarga di rumah. Pikiran itu akan membebani diri, yang tentunya akan menyulitkan diri untuk terus berkonsentrasi dalam hutan.
Apabila masuk di hutan yang asing, maka harus bertanya kepada tokoh adat masyarakat lokal.
Setiap masyarakat itu memiliki kearifan, pantang larang sendiri-sendiri, yang berbeda setiap daerah. "Jangan dipandang remeh," kata Robes.