Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemuda Kerinci Ikut Evakuasi Kapolda Jambi, 24 Jam Jalan Tak Henti dengan Kompas Alam

Kompas.com - 22/02/2023, 10:53 WIB
Suwandi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Saat berjalan di hutan lebat berkontur perbukitan, untuk menentukan langkah maka harus mendaki sampai ke puncak bukit.

Dari sana terlihat luhak (lembah) punggung bukit putus atau berjurang dan yang terhubung dengan bukit yang lain.

Kemudian untuk memperhatikan langkah saat mendaki bukit, berjalan jangan garis lurus, tapi zig-zag akan dapat mengamati bahaya dari atas kepala, terutama batu yang tiba-tiba menggelinding karena gerakan orang lain atau binatang yang berada di atas bukit.

Saat perjalanan kemarin, kata Robes dirinya membentuk dua tim, untuk mengamati bukit yang berlainan, kemudian janjian di puncak bukit gedang.

Baca juga: Detik-detik Kapolda Jambi Dievakuasi dari Hutan Kerinci Pakai Helikopter Super Puma

Tindakan terburu-buru dari kepala tim evakuasi, membuat kelompok yang dipimpin saudara Robes tersesat dua jam.

Dalam kondisi tersesat di hutan dan ingin pulang ke rumah maka ikutin luhak (lembah) yang tentunya nanti menuju sungai.

Dari sungai akan mengalir ke sungai yang lebih besar. Sungai besar tentunya akan banyak perkampungan.

Robes sejak kecil keluar masuk hutan. Masuk hutan untuk mencari ikan atau memikat burung. Tentunya untuk menambah penghasilan.

Suasana tim evakuasi di lokasi tempat kejadian helikopter rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono mendarat darurat di kawasan hutan Kabupaten Kerinci, Jambi, Senin (20/2/2023).Foto dari layar televisi Divisi Humas Polri pada Senin (20/2/2023). Suasana tim evakuasi di lokasi tempat kejadian helikopter rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono mendarat darurat di kawasan hutan Kabupaten Kerinci, Jambi, Senin (20/2/2023).

Pantang larang dalam Hutan

Ketika berada dalam hutan, agar aman dari binatang buas maupun mahluk gaib penunggu hutan, maka pantang makan di tempat alat masak yang digunakan untuk masak.

Ia mencontohkan saat membakar ikan di dalam hutan, kita tidak boleh memakan ikan tersebut yang masih dalam tusuknya, harus dilepas ditaruh piring.

Apabila ini dilanggar akan mengundang mahluk halus, agar melakukan sesuatu yang buruk.

Ketika memotong ranting pohon untuk membuat api, misalnya jangan menggunakan lutut, karena itu mengundang datuk (harimau).

Baca juga: Seluruh Penumpang Rombongan Heli Kapolda Jambi Berhasil Dievakuasi dengan Selamat

Larangan di hutan ini untuk bertanya. Misalkan mendengar suara auman harimau atau suara tertawa, jangan bertanya kepada orang lain. Diam dan waspadalah, karena tandanya hewan buas di sekitar kita.

Jangan memikirkan keluarga di rumah. Pikiran itu akan membebani diri, yang tentunya akan menyulitkan diri untuk terus berkonsentrasi dalam hutan.

Apabila masuk di hutan yang asing, maka harus bertanya kepada tokoh adat masyarakat lokal.

Setiap masyarakat itu memiliki kearifan, pantang larang sendiri-sendiri, yang berbeda setiap daerah. "Jangan dipandang remeh," kata Robes.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia 'Manusia Silver'

Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia "Manusia Silver"

Regional
Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Regional
Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Regional
Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Regional
Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Regional
PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

Regional
Bus dan 2 Mobil Terlibat Kecelakan Karambol di Solo

Bus dan 2 Mobil Terlibat Kecelakan Karambol di Solo

Regional
Hadiri Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Mas Dhito Janji Penuhi Kebutuhan Umat Hindu di Kediri

Hadiri Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Mas Dhito Janji Penuhi Kebutuhan Umat Hindu di Kediri

Regional
Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun Akan Berangkat Tahun Ini

Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun Akan Berangkat Tahun Ini

Regional
Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Regional
Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Regional
Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Regional
Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Regional
Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com