Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Hilangnya Balita di Bolaang Mongondow, Ternyata Diculik dan Dibunuh Tetangga

Kompas.com - 17/02/2023, 15:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - MP, balita perempuan berusia lima tahun di Desa Inuai, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara di temukan tewas pada Kamis (16/2/2023).

Korban sempat dinyatakan hilang sejak Minggu (12/3/2023). Belakangan korban diketahui diculik dan dibunuh oleh tetangganya, Jemi Tambanua.

Kasus tersebut berawal saat MP meminta uang kepada sang ayah, Miran Pobela (39) untuk jajan di warung terdekat di rumahnya.

Namun setelah ditunggu beberapa lama, MP tak kunjung kembali. Miran kemudian mencari anaknya di sekitaran rumah termasuk warung tempat sang anak membeli jajan.

Baca juga: Bocah 5 Tahun yang Diculik di Bolaang Mongondow Ditemukan Tewas, Potongan Kaki Kiri Korban Hilang

Dari keterangan pemilik warung, MP diketahui beberapa kali jajan di warung tersebut. Ternyata MP mendapatkan uang dari pelaku.

Pada Senin (13/2/2023), Miran ditemani aparat desa dan petugas keamanan melakukan pencarian di sekitar rumah terduga pelaku.

Di rumah Jemi Tambanua, petugas menemukan bekas jajanan yang dibeli korban serta ada tanda kekerasan di salah satu kamar seperti percikan darah segar.

Saat dilakukan interogasi kepada Jemi Tambanua, ia mengaku membunuh korban dengan cara dicekik. Lalu mayat korban dimasukkan ke dalam karung.

Baca juga: Bocah Perempuan di Bolaang Mongondow Dibunuh, Pelaku Kesal Ayah Korban Putar Musik Keras

Jemi Tambanua lalu membuangnya di seputaran desa Ponompiaan, kecamatan Dumoga, kabupaten Bolaang Mongondow.  Setelah itu ia melarikan diri ke Provinsi Gorontalo.

Kepada polisi, Jemi Tambanua mengaku motif dari pembuhan tersebut adalah karena Jemi Tambanua kesal dengan ayah korban.

Pasalnya ayah korban sering memutar musik dengan keras di rumahnya sehigga Jemi merasa terganggu

Sang ayah berharap pelaku dihukum setimpal

Miran Pobela (39), ayah MP mengenang kebersamaannya dengan sang anak.

Saat diwawancarai Tribunmanado.co.id, Kamis (16/2/2023), Miran Pobela menuturkan ia membesarkan korban seorang diri karena sang istri telah meninggal dunia.

"Saat dirinya (korban) berumur 3 tahun ia kehilangan sang Ibu, sehingga sudah hamipir dua tahun ini, saya jaga dan saya besarkan, walaupun dengan keadaan terbatas," kata Miran.

Saat ini yang diinginkan Miran Pobela adalah pelaku dihukum dengan hukuman yang setimpal.

Miran Pobela mengaku dalam kehidupan sehari-hari ia dan pelaku sangat akur. Ia juga membantah pengakuan pelaku di video yang beredar yang menyebut ia memutar musik terlalu keras.

Baca juga: Polisi Ungkap Kasus Kematian Bocah Perempuan di Bolaang Mongondow yang Sebelumnya Dilaporkan Hilang

Menurutnya, pengakuan pelaku tersebut tidak benar. Bahkan ia mengatakan pelaku sering datang ke rumahnya dan menyuruh putar musik.

"Hal yang dia ungkap di Video itu tidak benar. Dia itu tiap pagi datang ka rumah suruh putar musik. Torang ini ada bae-bae, ada akur-akur," terang Miran.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Skivo Marcelino Mandey | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Tribun Manado.co.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Jelang 'Turun', 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Jelang "Turun", 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Regional
Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com