KOMPAS.com - MP, balita perempuan berusia lima tahun di Desa Inuai, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara di temukan tewas pada Kamis (16/2/2023).
Korban sempat dinyatakan hilang sejak Minggu (12/3/2023). Belakangan korban diketahui diculik dan dibunuh oleh tetangganya, Jemi Tambanua.
Kasus tersebut berawal saat MP meminta uang kepada sang ayah, Miran Pobela (39) untuk jajan di warung terdekat di rumahnya.
Namun setelah ditunggu beberapa lama, MP tak kunjung kembali. Miran kemudian mencari anaknya di sekitaran rumah termasuk warung tempat sang anak membeli jajan.
Baca juga: Bocah 5 Tahun yang Diculik di Bolaang Mongondow Ditemukan Tewas, Potongan Kaki Kiri Korban Hilang
Dari keterangan pemilik warung, MP diketahui beberapa kali jajan di warung tersebut. Ternyata MP mendapatkan uang dari pelaku.
Pada Senin (13/2/2023), Miran ditemani aparat desa dan petugas keamanan melakukan pencarian di sekitar rumah terduga pelaku.
Di rumah Jemi Tambanua, petugas menemukan bekas jajanan yang dibeli korban serta ada tanda kekerasan di salah satu kamar seperti percikan darah segar.
Saat dilakukan interogasi kepada Jemi Tambanua, ia mengaku membunuh korban dengan cara dicekik. Lalu mayat korban dimasukkan ke dalam karung.
Baca juga: Bocah Perempuan di Bolaang Mongondow Dibunuh, Pelaku Kesal Ayah Korban Putar Musik Keras
Jemi Tambanua lalu membuangnya di seputaran desa Ponompiaan, kecamatan Dumoga, kabupaten Bolaang Mongondow. Setelah itu ia melarikan diri ke Provinsi Gorontalo.
Kepada polisi, Jemi Tambanua mengaku motif dari pembuhan tersebut adalah karena Jemi Tambanua kesal dengan ayah korban.
Pasalnya ayah korban sering memutar musik dengan keras di rumahnya sehigga Jemi merasa terganggu
Miran Pobela (39), ayah MP mengenang kebersamaannya dengan sang anak.
Saat diwawancarai Tribunmanado.co.id, Kamis (16/2/2023), Miran Pobela menuturkan ia membesarkan korban seorang diri karena sang istri telah meninggal dunia.
"Saat dirinya (korban) berumur 3 tahun ia kehilangan sang Ibu, sehingga sudah hamipir dua tahun ini, saya jaga dan saya besarkan, walaupun dengan keadaan terbatas," kata Miran.
Saat ini yang diinginkan Miran Pobela adalah pelaku dihukum dengan hukuman yang setimpal.
Miran Pobela mengaku dalam kehidupan sehari-hari ia dan pelaku sangat akur. Ia juga membantah pengakuan pelaku di video yang beredar yang menyebut ia memutar musik terlalu keras.
Baca juga: Polisi Ungkap Kasus Kematian Bocah Perempuan di Bolaang Mongondow yang Sebelumnya Dilaporkan Hilang
Menurutnya, pengakuan pelaku tersebut tidak benar. Bahkan ia mengatakan pelaku sering datang ke rumahnya dan menyuruh putar musik.
"Hal yang dia ungkap di Video itu tidak benar. Dia itu tiap pagi datang ka rumah suruh putar musik. Torang ini ada bae-bae, ada akur-akur," terang Miran.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Skivo Marcelino Mandey | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Tribun Manado.co.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.