Menurut Irjanto, daerahnya kerap dilanda banjir setiap hujan lebat, meskipun sudah ada bantuan pompa air harian dan portabel.
"Ya biasanya memang kalau hujannya lama dan intensitas tinggi memang daerah langanan banjir. Memang sering, cuma itu nanti kalau 10 menit-15 menit pompa sudah hidup biasanya surut," paparnya.
"Nah ini, tadi karena debitnya memang terlalu tinggi jadi memang enggak mampu lagi akhirnya masuk ke tempat warga," imbuhnya.
Ketinggian banjir yang melanda di wilayah Irjanto pada Kamis berkisar antara 1 hingga 1,5 meter.
Baca juga: 15 Kelurahan di Kota Solo Terendam Banjir, BPBD Solo Dirikan Posko Pengungsian dan Dapur Umum
Sementara itu, Supraptini (66), warga Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, harus bermalam di kantor kelurahan setempat akibat rumahnya kebanjiran.
Supraptini mengungsi bersama cucunya, Elis, yang kini duduk di bangku sekolah dasar.
"Dalam rumah selutut lebih," bebernya, Kamis malam, dilansir dari Tribun Solo.
Dia mengungkapkan, banjir kali ini datang begitu besar. Ia pun lantas teringat peristiwa banjir besar di Solo pada 2007.
"Deg-degan. Biasanya tidak kebanjiran, ini kebanjiran ya deg-degan. Kayak tahun 2007 dulu," sebutnya.
Hingga hari ini, Jumat (17/2/2023), sejumlah titik di Solo masih dilanda banjir.
Baca juga: Saat Kota Solo Hujan Selama 8 Jam: Total 18.905 Warga di 15 Kelurahan Dikepung Banjir
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Dita Angga Rusiana, Ardi Priyatno Utomo, Khairina), TribunSolo.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.