Saat melihat tarian, raja akan duduk meresapi setiap gerakan. Setelah menyaksikan tarian, raja akan masuk ke Dalem Ageng.
Rangkaian perayaan Tingalan Dalem Jumenengan adalah pemberian gelar dan pengakatan abdi dalem, kirab kereta pusaka, dan kirab arak-arakan tumpeng.
Sepertihalnya Kasunanan Surakarta, ada rangkaian acara dalam Tingalan Dalem Jumenengan di Keraton Yogyakarta.
Puncak acara Tingalan Dalem Jumenengan adalah Sugengan yang digelar untuk memohon panjang usia sultan, kecermelangan sultan, dan kesejahteraan rakyat Yogyakarta.
Setelah Sugengan digelar Labuhan di beberapa petilasan yang dianggap sakral bagi Keraton Yogyakarta.
Upacara labuhan yang dilakukan di gunung dan laut untuk menjaga tugas sultan, berupa menjaga keselarasan alam, Hamemayu Hayuning Bawono
Berikut ini adalah rangkaian Tingalan Dalem Jumenengan Kasultanan Yogyakarta
Kegiatan ngebluk adalah membuat adonan apem. Ngebluk dilakukan dua hari menjelang Hajad Dalem Labuhan.
Baca juga: Jumenengan Berjalan Lancar, Keraton Solo Siap Berbenah
Prosesi ngebluk hanya dilakukan para wanita yang dipimpin permaisuri dan putri raja tertua, selain itu ada kerabat dan abdi dalem keparak.
Setelah menjadi jladren, adonan dipindahkan ke enceh (gentong berukuran besar) untuk didiamkan semalam agar mengembang.
Keesokan harinya, kegiatan selanjutnya adalah ngapem, yakni prosesi membuat apem.
Ukuran apem dibedakan menjadi dua, apem kecil dan apem besar atau apem mustaka. Kemudian, apem mustaka disusun setinggi badan sultan.
Nantinya, apem yang dibuat oleh para puteri dan kerabat akan dibagikan pada acara Sugengan.
Umbarampe yang dimaksud adalah seperangkat pakaian yang akan digunakan sultan, terdiri seperangkat pakaian laki-laki dan perempuan, potongan kuku, potongan rambut, dan layon sekar.
Baca juga: Upacara Labuhan, Tradisi Panembahan Senopati yang Masih Lestari
Sugengan merupakan puncak acara yang jatuh pada tanggal 29 Rejeb.