Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Tingalan Dalem Jumenengan, Peringatan Kenaikan Takhta di Kerajaan Mataram Islam

Kompas.com - 15/02/2023, 22:34 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Tingalan dalem jumenengan adalah peringatan kenaikan tahta raja.

Dalam bahasa Jawa, tingalan berarti peringatan, dalem bermakna panggilan kehormatan untuk raja jawa, dan jumenengan yang berasal dari kata jumeneng dapat diartikan bertahta.

Peringatan Tingalan Dalem Jumenengan merupakan adat sakral yang telah berlangsung secara turun temurun.

Upacara adat Tingalan Dalem Jumenengan ini harus dilakukan oleh empat kerajaan keturunan Mataram Islam, yaitu Kasunanan Surakarta, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Keraton Yogyakarta), Pura Mangkunegaran di Surakarta, dan Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta.

Waktu Pelaksanaan Tingalan Dalem Jumenengan dilakukan setiap tahun, yaitu setiap tanggal dua bulan Ruwah sesuai kalender Jawa.

Setiap kerajaan memiliki tata cara yang tidak sama persis, seperti Tingalan Dalem Jumenengan Kasunanan Surakarta dan Keraton Yogyakarta.

Baca juga: Tingalan Dalem Jumenengan Ke-19 PB XIII, Gibran Bakal Sambut Raja-raja Se-Nusantara di Solo

Berikut ini adalah Tingalan Dalem Jumenengan Kasunanan Surakarta dan Keraton Yogyakarta

Tingalan Dalem Jumenengan Kasunanan Surakarta

Kesakralan Tingalan Dalem Jumenengan di Keraton Kasunanan Surakarta, karena peringatan tersebut digelar Tari Bedhaya Ketawang.

Tari Bedhaya Ketawang sebagai simbol dari perziarahan hidup manusia di bumi.

Perziarahan yang dimaksud mulai dari kelahiran, perjalanan hidup, kematian, hingga kehidupan alam semesta setelah di dunia.

Pandangan lain menyebutkan Tari Bedhaya Ketawang terhubung dengan Penguasa Laut Selatan, yakni Kanjeng Ratu Kidul.

Untuk itu, tarian ini banyak merasakan nuansa mistis sebagai simbol hubungan batin antara Raja dengan Ratu Kidul.

Bagi yang dapat membaca mata batin, konon jumlah penari tidak sembilan melainkan 10.

Karena ada seorang penari yang dipercaya sebagai penari gaib bergabung dalam tarian sakral tersebut.

Dalam Tingalan Dalem Jumenengan, tari Bedhaya Ketawang diiringi dengan seperangkat gamelan yang memiliki daya magis.

Baca juga: Tari Bedhaya Ketawang, Tarian Sakral Kenaikan Tahta Raja dari Kasunanan Surakarta

Saat melihat tarian, raja akan duduk meresapi setiap gerakan. Setelah menyaksikan tarian, raja akan masuk ke Dalem Ageng.

Rangkaian perayaan Tingalan Dalem Jumenengan adalah pemberian gelar dan pengakatan abdi dalem, kirab kereta pusaka, dan kirab arak-arakan tumpeng.

Tingalan Dalem Jumenengan Keraton Yogyakarta

Sepertihalnya Kasunanan Surakarta, ada rangkaian acara dalam Tingalan Dalem Jumenengan di Keraton Yogyakarta.

Puncak acara Tingalan Dalem Jumenengan adalah Sugengan yang digelar untuk memohon panjang usia sultan, kecermelangan sultan, dan kesejahteraan rakyat Yogyakarta.

Setelah Sugengan digelar Labuhan di beberapa petilasan yang dianggap sakral bagi Keraton Yogyakarta.

Upacara labuhan yang dilakukan di gunung dan laut untuk menjaga tugas sultan, berupa menjaga keselarasan alam, Hamemayu Hayuning Bawono

Berikut ini adalah rangkaian Tingalan Dalem Jumenengan Kasultanan Yogyakarta

  • Ngebluk (27 Rejeb)

Kegiatan ngebluk adalah membuat adonan apem. Ngebluk dilakukan dua hari menjelang Hajad Dalem Labuhan.

Baca juga: Jumenengan Berjalan Lancar, Keraton Solo Siap Berbenah

Prosesi ngebluk hanya dilakukan para wanita yang dipimpin permaisuri dan putri raja tertua, selain itu ada kerabat dan abdi dalem keparak.

Setelah menjadi jladren, adonan dipindahkan ke enceh (gentong berukuran besar) untuk didiamkan semalam agar mengembang.

  •  Ngapem (28 Rejeb)

Keesokan harinya, kegiatan selanjutnya adalah ngapem, yakni prosesi membuat apem.

Ukuran apem dibedakan menjadi dua, apem kecil dan apem besar atau apem mustaka. Kemudian, apem mustaka disusun setinggi badan sultan.

Nantinya, apem yang dibuat oleh para puteri dan kerabat akan dibagikan pada acara Sugengan.

  • Mempersiapkan Umbarampe (28 Rejeb)

Umbarampe yang dimaksud adalah seperangkat pakaian yang akan digunakan sultan, terdiri seperangkat pakaian laki-laki dan perempuan, potongan kuku, potongan rambut, dan layon sekar.

Baca juga: Upacara Labuhan, Tradisi Panembahan Senopati yang Masih Lestari

  • Sugengan (29 Rejeb)

Sugengan merupakan puncak acara yang jatuh pada tanggal 29 Rejeb.

Sugengan merupakan acara selamatan yang dihadiri kerabat keraton dan abdi dalem.

Prosesi acara ini adalah permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk keselamatan sultan dan keraton.

Usai upacara, apem dan nasi golong lengkap dibagikan kepada tamu yang hadir.

Selain itu, umbarampe labuhan dibawa ke Bangsal Srimanganti untuk disemayamkan selama satu malam.

  • Labuhan (30 Rejeb)

Keesokan harinya dilakukan upacara Labuhan.

Labuhan diberangkatkan ke lokasi petilasan, yakn Parangkusumo, Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Dlepih Khayangan.

Sumber:

warisanbudaya.kemdikbud.go.id

www.kratonjogja.id

 

surakarta.go.id

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com