Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Pekerja Bangunan yang Kabur Usai Diancam KKB, Berjalan Kaki Dipandu 5 Warga

Kompas.com - 10/02/2023, 06:00 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Tim Gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz mengevakuasi 15 pekerja bangunan dari Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (8/2/2023) sore.

Para pekerja pembangunan Puskesmas Paro itu dievakuasi karena mendapat ancaman dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, pada Sabtu (4/2/2023).

Baca juga: Kronologi Versi Pj Bupati Nduga, 15 Pekerja Bangunan Diancam KKB Sebelum Insiden Susi Air

Salah satu pekerja bangunan itu, Zakarias Behuku menceritakan, ancaman KKB tak disampaikan langsung kepada pekerja.

Para pekerja mengetahui ancaman itu dari pria bernama Edo, kontraktor pembangunan Puskesmas Paro.

"Minggu (5/2/2023), kontraktor kita datang dan kasih tahu harus keluar dalam dua hari. lalu kontraktor bagi uang (honor) habis, Senin (6/2/2023) kita mulai jalan," ujarnya di Timika, Kamis (9/2/2023).

Sebanyak 15 pekerja itu dipandu lima warga setempat untuk berjalan kaki ke Distrik Kenyam. Dalam perjalanan, mereka sempat melihat pesawat Susi Air PK-BVY terbang rendah menuju Lapangan Terbang Paro.

"Kita jalan sampai harus menyeberang kali yang lebarnya sekitar 100 meter dengan rotan yang dirakit. Lalu kita jalan ikuti sungai lalu sampai di gunung kita istirahat. Itu hari Selasa (7/2/2023) kita lihat dari atas gunung pesawat Susi Air (masuk ke Paro) dan kita bermalam di atas gunung. Kita tidak lihat pesawat itu dibakar," kata Zakarias.

Setelah bermalam di lokasi tersebut, para pekerja beserta lima warga setempat, kembali melanjutkan perjalanan hingga tiba di Kaki Gunung Wea.

Belasan pekerja dan warga setempat menganggap puncak Gunung Wea sebagai lokasi paling ideal untuk mencoba melakukan panggilan telepon. Mereka memutuskan bermalam di kaki gunung.

"Paginya kita turun dan jalan lagi, pas sampai di gunung terakhir itu Gunung Wea, itu posisi paling tinggi untuk bisa komunikasi dan kita bermalam di kaki gunung itu. Terus teman naik ke atas gunung  untuk telepon, ada utusan dari pak Edo naik telepon Pak Pale, dari jam 2 (siang) dia balik jam 8 malam," kata Zakarias.

"Lalu dia bilang sudah telepon Kapolres dan Pak Bupati. Dia bilang besok naik (ke puncak Wea) pagi-pagi untuk chopper (helikopter) jemput kita," tuturnya.

Bekal sangat minim, terpaksa makan ular

Di kaki Gunung Wea, Zakarias dan rekan-rekannya makan dengan bekal sangat minim. Mereka terpaksa memakan seekor ular yang ditangkap warga setempat.

"Kita makan  si situ lagi, kita makan mi (instan) mentah, makan ular, pokoknya barang bisa kita makan, kita makan. Saya tidak pernah makan ular, di situ baru makan, kalau tidak kita mau makan apa lagi. Masyarakat masak ular itu seperti bakar batu," ungkapnya.


Sebelum matahari terbit, mereka melakukan pendakian ke puncak Gunung Wea untuk menunggu helikopter TNI dan Polri.

Menjelang siang, helikopter akhirnya tiba dan mengangkut lima pekerja bangunan. Zakarias masuk dalam rombongan terakhir yang dievakuasi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Regional
Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Regional
Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com