KUPANG, KOMPAS.com - Jumlah ternak babi yang mati mendadak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah.
Hingga Selasa (7/2/2023) petang, ternak babi yang mati telah mencapai 349 ekor.
"Paling banyak masih di Kabupaten Kupang, yakni 77 ekor yang mati," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT Melky Angsar, kepada Kompas.com, Rabu (8/2/2023).
Setelah Kabupaten Kupang lanjut Melky, terbanyak kedua di Kabupaten Sumba Barat Daya yakni 53 ekor.
Baca juga: Balai Karantina Pertanian Kupang Musnahkan 500 Kg Daging Babi dari Sulawesi Tenggara
Kemudian, Kota Kupang 49 ekor, Kabupaten Negekeo 47 ekor, Kabupaten Sikka 43 ekor, Kabupaten Ende 41 ekor, Kabupaten Flores Timur 33 ekor dan Kabupaten Sumba Barat serta Kabupaten Timor Tengah Utara, masing masing tiga ekor.
"Khusus Kota Kupang, datanya itu akumulasi kematian ternak babi dari tanggal 21 Desember 2022 sampai 18 Januari 2023, termasuk tambahan angka 9 ekor yang mati pada Bulan Februari 2023," kata Melky.
Melky menyebutkan, data pada Januari 2023, jumlah babi yang mati sebanyak 318 ekor.
Kemudian pada Februari 2023 sebanyak 31 ekor, sehingga total keseluruhan sebanyak 349 ekor.
Tambahan di Bulan Februari itu kata dia, yakni dari Kabupaten Nagekeo 13 ekor, Kota Kupang 9 ekor, Sumba Barat Daya 7 ekor dan Kabupaten Kupang 2 orang.
Baca juga: 16 Ternak Babi di Kabupaten TTU Mati Mendadak, 8 di Antaranya Positif ASF
Pihaknya lanjut Melky, akan terus memperbaharui data terbaru jumlah ternak babi di NTT.
Menurut Melky, sebagian besar babi yang mati mendadak tersebut, akibat flu babi afrika atau african swine fever (ASF).
Namun, ada juga yang mati akibat Hog cholera (kolera babi) atau classical swine fever.
Menurut Melky, dengan bertambahnya jumlah babi yang mati pihaknya telah mendistribusikan desinfektan ke Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara.
"Kita berharap, dengan disinfektan yang didistribusikan itu bisa bermanfaat buat para peternak dan menekan penyebaran virus ASF," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.