Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Miskin di Polewali Mandar Ini Tidur Serumah dengan Ayamnya

Kompas.com - 01/02/2023, 16:12 WIB
Junaedi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Miris, kata itulah yang menggambarkan sebuah keluarga kurang mampu di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Sebab, selama ini mereka tinggal sekandang dengan ayamnya.

Keluarga yang terdiri dari Musdi (48), Kamsri (54), dan Putra (12) ini tinggal di gubuk berukuran 4x6 meter di Dusun Nganjuk, Desa Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo. Mereka memilih tinggal bersama ayamnya karena takut dicuri orang.

Gubuk yang mereka tinggali berada di belakang permukiman warga. Mereka disebut mengalami gangguan mental dan keterbatasan fisik.

Baca juga: Dinsos: 79 Persen Rumah Keluarga Miskin di Surabaya Sudah Ditempeli Stiker

Tak ada fasilitas dan perabotan termasuk piring dan kursi. Keluarga ini setiap hari dan malam tinggal dan tidur bersama belasan ekor ayam peliharaannya, yang setiap hari tentu saja membuang kotoran dalam rumah.

“Memang sudah lama tinggal bersama ayamnya. Dulu warga pernah membuatkan kandang di belakang gubuknya, tapi karena alasan takut ayamnya dicuri orang, keluarga ini memilih tetap tinggal dalam rumah bersama ayamnya,” jelas Rustam, Kepala Dusun Nganjuk.

Rumah tersebut berdinding tembok bata yang belum diplester, dan beratap seng dari hasil renovasi bantuan setahun lalu.

Hanya terdapat satu tempat tidur dan balai-balai. Karena tidur dengan ayam, maka hewan itu kerap masuk kelambu tempat tidur, sehingga terlihat penuh kotoran.

Pendapatan keluarga ini pun tak menentu. Kamsri sang istri, bekerja sebagai penjual sapu lidi di pasar. Sementara Musdi dulu bekerja sebagai penjual rumput keliling ke pemilik ternak di Polewali Mandar. Mereka makin terpuruk setelah kebakaran menghanguskan rumah beserta perabotannya.

Di saat keluarga ini sedang membutuhkan bantuan dan uluran tangan, daftar namanya sebgai penerima sejumlah bantuan sosial justru dicabut pemerintah tanpa alasan.

Baca juga: Mahasiswi UNY dari Keluarga Miskin di Purbalingga Ini Meninggal Saat Perjuangkan Keringanan UKT

Praktis, keluarga kurang mampu ini terpaksa hanya mengandalkan bantuan tetangga sekitarnya, serta pemerintah setempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari..

Pendapatan Kamsri sebgai pedagang sapu di Pasar Wonomulyo jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga kecilnya.

Sementara sang ayah, Musdi sudah beberapa tahun kesulitan berjalan lantaran kakinya menderita luka bakar hingga lumpuh. Jangankan bekerja mencari nafkah, Musdi bahkan kerap meminta bantuan orang lain untuk berjalan.

“Saya bisanya jualan sapu di pasar. Bapaknya sudah tidak mampu bekerja sejak musibah kebakaran hingga kakinya terbakar,” jelas Kamsri.

Anaknya, Putra pun demikian, ia tidak bisa bicara sejak lahir. Karena mengalami keterbelakangan mental sejak lahir, Putra tentu saja tak bisa diharap menjadi tulang punggung ekonomi unutk menopang hidup keluarga kecilnya.

Rustam melanjutkan, sejak 2016 keluarga itu mendapat Bantuan Pangan Non Tunai atau (BPNT) dan Penerima Keluarga Harapan (PKH).

Baca juga: Cegah Keluarga Miskin Baru, Menko PMK Berharap PHK Jadi Jalan Terakhir Pengusaha

Namun sejak pandemi Covid-19, hingga saat ini, namanya hilang dari daftar penerima bantuan. Sehingga satu keluarga terpaksa hanya mengandalkan belas kasihan tetangga atau para dermawan yang bersimpatik.

Rustam juga mengakui jika tiga warga yang hidup dalam satu rumah tersebut sudah lama tidak menerima bantuan sosial berupa PKH dan BPNT, karena namanya tercoret dari daftar penerima manfaat sosial.

Mirisnya, lantaran tidak adanya peralatan dapur yang dimiliki, keluarga ini terpaksa makan menggunakan wadah ember yang biasa digunakan untuk memberi makan pada ayam-ayam peliharaannya.

Rustam mengatakan, sebelum Musdi mengalami luka bakar pada kakinya, ia kerja serabutan seperti menjual rumput. Saat itu meski pendapatannya tak banyak namun kehidupan ekonomi keluarganya tak sesulit saat ini.

Warga sekitar yang prihatin dengan kondisi kehidupan tetangganya itu pun kerap secara bergantian memberikan bantuan makanan dan kebutuhan apa saja seikhlasnya.

Ia mengatakan tetangga sekitar rumah, sudah memahami kondisi satu keluarga tersebut. Sehingga warga sekitar sering memberikan bantuan apa saja terutama berupa makanan siap saji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com