"Saya pikir kalau dilihat dari peluang elektoral tentu ada peluang besar di sana dengan pengaruh Pak Jokowi. Tapi, apakah itu akan mengganggu demokrasi di Indonesia, saya kira iya," sambung dia.
Menurut dia, dengan terjunnya Kaesang ke politik, tentunya juga akan memunculkan kembali isu politik dinasti.
"Itu jelas. Saya yakin akan muncul kredibilitas soal dinasti politik, soal oligarki, walaupun mungkin alasannya toh masyarakat yang memilih, toh yang penting kinerja," ujar dia.
"Tetapi, politik itu ada yang bersifat praktis, soal kinerja, soal keterpilihan tetapi ada sisi etisnya. Sisi etis ini yang saya kira akan tercederai kalau misalnya Kaesang ikut terjun ke politik," kata dia.
Baca juga: Gibran Cerita Kaesang Tertarik Terjun ke Politik Setelah Melihat Pembangunan Solo
Untuk menghilangkan adanya politik dinasi, kata dia, maka Kaesang harus menunggu setelah Jokowi selesai jabatannya sebagai presiden untuk terjun ke politik.
Menurut dia, waktu yang paling untuk Kaesang terjun ke politik adalah tahun 2029.
Sebab, 2024 nanti seandainya Kaesang terjun ke politik, masih terlalu dini karena pengarug ayahnya Jokowi masih cukup kuat karena baru saja selesai jabatannya.
"2024 Pak Jokowi sudah selesai tetapi kan masih aktif ya. Dalam artian beliau baru saja selesai menjadi Presiden, kemudian pengaruh politiknya juga sangat kuat karena rekam jejaknya sebagai Presiden, tingkat kepercayaan tinggi. Walaupun Pak Jokowi secara formal sudah bukan lagi presiden, tetapi pengaruh politiknya masih sangat kuat. Saya kira kalau 2024 Kaesang masih terlalu dini. Saya pikir waktu yang paling tepat adalah 2029," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.