SOLO, KOMPAS.com - Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep tertarik untuk terjun ke dunia politik.
Hal tersebut diungkap oleh Wali Kota Solo sekaligus kakak kandung Kaesang, Gibran Rakabuming Raka.
Obrolan mengenai ketertarikan Kaesang terjun ke dunia politik ini mengemuka dalam santap makan siang bersama Presiden Jokowi di sebuah kafe di Solo, Jawa Tengah, Senin (23/1/2023).
Pengamat Psikologi Politik dari Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Moh Abdul Hakim mengatakan, tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden Jokowi sangat tinggi 76 persen.
Sehingga, mempengaruhi terhadap orang terdekat Jokowi, baik kerabat maupun anak-anaknya.
"Artinya Pak Jokowi punya pengaruh kuat terhadap politik elektoral di Indonesia. Ini pasti akan merembet ke orang dekatnya, termasuk kerabat dekat anak-anaknya sendiri," kata Abdul, saat dihubungi, Selasa.
Kepercayaan publik terhadap Jokowi terbukti berpengaruh pada Gibran dan menantunya Bobby Nasution.
Dia melihat Gibran yang terpilih sebagai wali kota Solo dan baru bekerja satu periode belum selesai, elektabilitasnya di Jateng sangat tinggi.
Bahkan, ada pengamat menyampaikan Gibran tidur saja bisa menang di Pilgub Jateng.
Artinya bahwa ada kesempatan politik yang besar sekali untuk orang-orang dekat Jokowi termasuk kerabatnya.
"Tetapi pertanyaan secara etika bagaimana? Saya yakin kalau Kaesang maju ke politik entah jadi legislatif maupun jadi kepala daerah, mungkin akan terpilih. Mungkin elektabilitasnya tinggi, tapi itu akan menggerus citra Pak Jokowi sebagai sosok demokratik. Apalagi, indeks demokratis Indonesia turun dari tahun ke tahun, salah satu faktornya politik kekerabatan semacam ini," ungkap dia.
"Saya pikir kalau dilihat dari peluang elektoral tentu ada peluang besar di sana dengan pengaruh Pak Jokowi. Tapi, apakah itu akan mengganggu demokrasi di Indonesia, saya kira iya," sambung dia.
Menurut dia, dengan terjunnya Kaesang ke politik, tentunya juga akan memunculkan kembali isu politik dinasti.
"Itu jelas. Saya yakin akan muncul kredibilitas soal dinasti politik, soal oligarki, walaupun mungkin alasannya toh masyarakat yang memilih, toh yang penting kinerja," ujar dia.
"Tetapi, politik itu ada yang bersifat praktis, soal kinerja, soal keterpilihan tetapi ada sisi etisnya. Sisi etis ini yang saya kira akan tercederai kalau misalnya Kaesang ikut terjun ke politik," kata dia.
Untuk menghilangkan adanya politik dinasi, kata dia, maka Kaesang harus menunggu setelah Jokowi selesai jabatannya sebagai presiden untuk terjun ke politik.
Menurut dia, waktu yang paling untuk Kaesang terjun ke politik adalah tahun 2029.
Sebab, 2024 nanti seandainya Kaesang terjun ke politik, masih terlalu dini karena pengarug ayahnya Jokowi masih cukup kuat karena baru saja selesai jabatannya.
"2024 Pak Jokowi sudah selesai tetapi kan masih aktif ya. Dalam artian beliau baru saja selesai menjadi Presiden, kemudian pengaruh politiknya juga sangat kuat karena rekam jejaknya sebagai Presiden, tingkat kepercayaan tinggi. Walaupun Pak Jokowi secara formal sudah bukan lagi presiden, tetapi pengaruh politiknya masih sangat kuat. Saya kira kalau 2024 Kaesang masih terlalu dini. Saya pikir waktu yang paling tepat adalah 2029," ungkap dia.
https://regional.kompas.com/read/2023/01/24/161839678/kaesang-terjun-ke-politik-bakal-memunculkan-isu-politik-dinasti-pengamat