PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang mengamuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai di Riau viral di media sosial.
Orang-orang yang mengamuk di dalam video itu disebut keluarga dari pasien yang diduga ditelantarkan oleh pihak rumah sakit.
Video berdurasi 2 menit 50 detik yang dilihat Kompas.com di grup WhatsApps, tampak keluarga pasien marah-marah kepada petugas rumah sakit pemerintah itu.
Baca juga: 2 Siswa SMPN 1 Ciawi Jago Dansa, Kepala Sekolah: Kami Dukung Prestasi Mereka
Seorang wanita terlihat sangat marah hingga memukul kaca pembatas ruang pelayanan.
Dia bicara dengan nada tinggi, yang mengaku sudah lama menunggu untuk mendapatkan pelayanan rumah sakit.
Wanita berambut pendek tersebut juga sempat menampar lengan seorang sekuriti karena merasa kesal.
Tak sampai di situ, salah seorang pria berbaju merah diduga keluarga pasien juga terlihat sangat marah kepada petugas rumah sakit. Bahkan, dia sampai memukul kaca pembatas ruang pelayanan.
Melihat hal itu, petugas sekuriti dan sejumlah pria mengamankan pria tersebut.
Pihak keluarga pasien terlihat begitu kecewa dengan pelayanan petugas rumah sakit.
Wali Kota Dumai, Paisal tidak membantah adanya keluarga pasien yang marah-marah di RSUD Dumai.
Namun, ia menyebut itu hanyalah rekayasa dari keluarga pasien.
"Ini rekayasa dari keluarga pasien. Untuk jelasnya hubungi dr Hafis, Kabid Pelayanan (RSUD Dumai)," kata Paisal singkat saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApps, Selasa.
Kabid Pelayanan RSUD Dumai, dr Hafis saat dikonfirmasi mengaku sedang sibuk.
"Maaf saya sedang briefing. Mohon izin, untuk konfirmasi masalah berita ini, berkenan kiranya di tim Humas kami. InshaAllah akan ada pernyataan resmi," jawab Hafis.
Juru Bicara Humas RSUD Dumai M Rizul Efendi mengatakan, kejadian protes keluarga pasien itu terjadi pada Sabtu (14/1/2023) malam.
Awalnya, ada seorang pasien yang datang bersama keluarganya ke RSUD Dumai sekitar pukul 11.30 WIB.
"Pasien yang datang ini bukan gawat darurat. Cuma mengalami kolik abdomen atau nyeri pada perut yang berulang-ulang," sebut Rizul saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa.
Dia melanjutkan, pihak rumah sakit memberikan perawatan kepada pasien. Namun, pihak keluarga meminta pasien untuk dirujuk ke rumah sakit di Pekanbaru.
Rizul mengatakan, pasien memang memiliki hak untuk meminta rujukan.
Lalu, pasien meminta surat rujukan kepada dokter yang bertanggung jawab. Hanya saja, saat itu dokternya belum masuk.
Baca juga: Bertemu Pria Kenal di Medsos, Gadis 17 Tahun Ditelantarkan, Motor dan Ponsel Dibawa Kabur
Lantaran terlalu lama menunggu sampai malam, keluarga pasien protes karena merasa ditelantarkan.
"Yang merujuk kan dokter yang menanganinya. Dokter datangnya malam. Ya, mungkin karena terlalu lama menunggu jadinya seperti itu. Padahalkan kita proses, tapi mereka merasa kami tidak mengupayakan," ujar Rizul.
Setelah itu, sebut Rizul, pasien tetap dirujuk ke rumah sakit di Pekanbaru.
"Hari itu juga pasien dirujuk," sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.