Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien RSUD Dumai Marah-marah Merasa Ditelantarkan, Wali Kota: Itu Rekayasa Keluarga Pasien

Kompas.com - 17/01/2023, 17:37 WIB
Idon Tanjung,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang mengamuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai di Riau viral di media sosial.

Orang-orang yang mengamuk di dalam video itu disebut keluarga dari pasien yang diduga ditelantarkan oleh pihak rumah sakit.

Video berdurasi 2 menit 50 detik yang dilihat Kompas.com di grup WhatsApps, tampak keluarga pasien marah-marah kepada petugas rumah sakit pemerintah itu.

Baca juga: 2 Siswa SMPN 1 Ciawi Jago Dansa, Kepala Sekolah: Kami Dukung Prestasi Mereka

Seorang wanita terlihat sangat marah hingga memukul kaca pembatas ruang pelayanan.

Dia bicara dengan nada tinggi, yang mengaku sudah lama menunggu untuk mendapatkan pelayanan rumah sakit.

Wanita berambut pendek tersebut juga sempat menampar lengan seorang sekuriti karena merasa kesal.

Tak sampai di situ, salah seorang pria berbaju merah diduga keluarga pasien juga terlihat sangat marah kepada petugas rumah sakit. Bahkan, dia sampai memukul kaca pembatas ruang pelayanan.

Melihat hal itu, petugas sekuriti dan sejumlah pria mengamankan pria tersebut.

Pihak keluarga pasien terlihat begitu kecewa dengan pelayanan petugas rumah sakit.

Tanggapan wali kota Dumai

Wali Kota Dumai, Paisal tidak membantah adanya keluarga pasien yang marah-marah di RSUD Dumai.

Namun, ia menyebut itu hanyalah rekayasa dari keluarga pasien.

"Ini rekayasa dari keluarga pasien. Untuk jelasnya hubungi dr Hafis, Kabid Pelayanan (RSUD Dumai)," kata Paisal singkat saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApps, Selasa.

Kabid Pelayanan RSUD Dumai, dr Hafis saat dikonfirmasi mengaku sedang sibuk.

"Maaf saya sedang briefing. Mohon izin, untuk konfirmasi masalah berita ini, berkenan kiranya di tim Humas kami. InshaAllah akan ada pernyataan resmi," jawab Hafis.

Juru Bicara Humas RSUD Dumai M Rizul Efendi mengatakan, kejadian protes keluarga pasien itu terjadi pada Sabtu (14/1/2023) malam.

Awalnya, ada seorang pasien yang datang bersama keluarganya ke RSUD Dumai sekitar pukul 11.30 WIB.

"Pasien yang datang ini bukan gawat darurat. Cuma mengalami kolik abdomen atau nyeri pada perut yang berulang-ulang," sebut Rizul saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa.

Dia melanjutkan, pihak rumah sakit memberikan perawatan kepada pasien. Namun, pihak keluarga meminta pasien untuk dirujuk ke rumah sakit di Pekanbaru.

Rizul mengatakan, pasien memang memiliki hak untuk meminta rujukan.

Lalu, pasien meminta surat rujukan kepada dokter yang bertanggung jawab. Hanya saja, saat itu dokternya belum masuk.

Baca juga: Bertemu Pria Kenal di Medsos, Gadis 17 Tahun Ditelantarkan, Motor dan Ponsel Dibawa Kabur

Lantaran terlalu lama menunggu sampai malam, keluarga pasien protes karena merasa ditelantarkan.

"Yang merujuk kan dokter yang menanganinya. Dokter datangnya malam. Ya, mungkin karena terlalu lama menunggu jadinya seperti itu. Padahalkan kita proses, tapi mereka merasa kami tidak mengupayakan," ujar Rizul.

Setelah itu, sebut Rizul, pasien tetap dirujuk ke rumah sakit di Pekanbaru.

"Hari itu juga pasien dirujuk," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Merasa Senasib, Baiq Nuril Beri Semangat kepada Mahasiswi PKL Korban Pelecehan

Merasa Senasib, Baiq Nuril Beri Semangat kepada Mahasiswi PKL Korban Pelecehan

Regional
Mantan Pegawai Bank BUMN Edarkan Uang Palsu di Warung Sate, Punya Cara Khusus Kelabui Korban

Mantan Pegawai Bank BUMN Edarkan Uang Palsu di Warung Sate, Punya Cara Khusus Kelabui Korban

Regional
Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Regional
Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Regional
Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Regional
Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Regional
Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Regional
Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com