Menurut Kadi, tidak ada firasat keluarga menyoal meninggalnya Umron.
Namun hanya satu memori yang tak dilupakan Kadi, Umron ingin menuntut ilmu agama supaya kelak bisa berguna bagi masyarakat.
"Kasihan kamu Le, secepat itu kamu dipanggil Sang Kuasa. Saya yakin, kamu masuk surga. Cita-citamu tulus untuk memperdalam agama. Ingin nyantri," tutur Kadi.
Jenazah Umron dimakamkan Minggu (15/1/2023) tengah malam usai diotopsi di RSUD dr R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi. Keluarga berharap kepolisian bisa mengusut tuntas insiden perkelahian antarsantri yang merenggut nyawa Umron.
Berdasarkan keterangan keluarga, Umron selama ini tercatat tidak memiliki riwayat penyakit kronis.
"Kami serahkan sepenuhnya kepada kepolisian supaya diselesaikan seadil-adilnya. Umron anak yang sehat dan tidak sakit-sakitan," pungkas Kadi.
Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Kaisar Ariadi Pradisa mengatakan TNU (14) dan MQH (13) sebelumnya terlibat perkelahian akibat salah seorang di antaranya mengusapkan keringat ketiaknya ke hidung temannya.
Candaan jahil menciumkan paksa bau ketiak itulah yang memicu pertikaian keduanya.
Saat ini kasus perkelahian antarsantri yang mengakibatkan TNU (14) meninggal dunia tersebut masih didalami unit PPA Satreskrim Polres Grobogan.
MQH (13) warga Kecamatan Tawangharjo, Grobogan sudah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Pelaku masih di bawah umur, mohon pengertiannya karena masih anak-anak. Yang pasti proses perkaranya berjalan. Pihak terkait akan kita undang untuk diambil keterangannya. Kasus ini masih didalami," terang Kaisar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.