"Anggota Polsek Takari juga sudah mengirim sampel salome itu ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kupang untuk diperiksa," kata Ariasandy, kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023) pagi.
Baca juga: Sampel Salome yang Diduga Berisi Kulit dan Bulu Tikus Dikirim ke BPOM Kupang
Jika ditemukan bulu dan bahan berbahaya lainnya, maka polisi akan memproses masalah itu lebih lanjut.
Ariasandy menyebutkan, meski kasus itu sedang ditangani, namun pedagang salome yang berjualan di depan salah satu toko ritel di Takari masih terus berjualan.
"Pedagang tersebut menjual salome di bagian depan toko retail di depan Polsek Takari," ungkap Ariasandy.
Kesal dituduh jual salome berisi kulit dan bulu tikus, Siti Hajar Aklis, pedagang salome melaporkan warga ke polisi.
Siti mendatangi Markas Kepolisian Resor Kupang, Rabu (11/1/2023) dan membuat laporan polisi dengan nomor LP/B/12/1/2023/SPKT/Polres Kupang/Polda NTT.
"Betul, tadi saya sudah lapor ke Polres. Saya sementara dalam perjalan kembali ke rumah karena dari tadi pagi di Polres," kata Siti, kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023) malam.
Dia melaporkan Sam Fredik Noel, warga Kabupaten Kupang, yang pertama mengunggah video dan foto tentang salome yang diduga berisi kulit dan bulu tikus.
Baca juga: Merasa Dirugikan karena Dituduh Jual Salome Berisi Bulu Tikus, Pedagang Lapor Polisi
Menurutnya, akibat video tersebut viral, dagangannya menjadi sepi. Padahal dia mengaku tidak pernah membuat salome berbahan daging tikus.
Selain itu, dia menyayangkan sikap Sam yang seharusnya mengklarifikasi terlebih dahulu ke dirinya sebelum mengunggah foto dan video tersebut ke media sosial.
Usaha dagangannya pun terganggu dan harus mencari penghasilan tambahan lain akibat tuduhan yang dilakukan warga tersebut.
"Di sini saya mencari keadilan. Saya tegaskan, kalau saya tidak pernah menjual salome daging tikus," ujar Siti.
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.