Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbongkarnya Skenario Suami, Ibu Mertua, dan Kakak Ipar yang Bunuh Wanita di Lombok Tengah, Ada Kejanggalan di Jasad Korban

Kompas.com - 08/01/2023, 13:49 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

 

Ketika membunuh korban, ketiganya memiliki peran masing-masing.

"Adapun peran masing-masing pelaku yakni MR suami korban mencekik leher korban menggunakan tangan, kemudian S kakak ipar korban menahan kaki dengan mengikat kaki korban, sehingga korban tidak bisa melakukan perlawanan," papar Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah Iptu Redho Rizki Pratama, Rabu (4/1/2023).

Sedangkan, ibu mertua korban bertugas mengambil tali di dapur untuk menjerat leher FS.

Setelah melihat kondisi korban yang lemas dan diyakini sudah meninggal, pelaku kemudian menyusun skenario menggantung korban supaya terlihat seperti bunuh diri.

"Setelah diyakini meninggal. Kemudian bersama-sama, MR memegang kepalanya, ibu S memegang ketiak, dan SA ipar memegang kaki untuk menggantung korban agar terlihat seperti bunuh diri," bebernya.

Baca juga: Ini Alasan Suami, Mertua, dan Ipar Berkomplot Bunuh IRT di Lombok Tengah

Motif pelaku

Redho mengatakan, MR beserta ibu dan kakaknya merencanakan pembunuhan pada Minggu (1/1/2023).

"Latar belakang dari pembunuhan tersebut bermula dari sikap istri pelaku (korban) yang tidak pernah mempedulikan suaminya dan setiap hari hanya bermain HP, seperti kalau disuruh buat kopi jarang mau," tandasnya.

Ia menjelaskan, puncak kemarahan para pelaku adalah saat korban pulang ke rumah orangtuanya di Lombok Timur, NTB, selama lebih dari sebulan. Sewaktu dijemput oleh MR, FS tidak mau.

Lalu, pada Selasa (3/1/2023) pembunuhan pun terjadi.

Peristiwa bermula pukul 07.30 Wita. Waktu itu, suami korban pulang ke rumah setelah mengantar bapaknya ke hutan. MR kemudian meminta korban membuatkannya kopi. Akan tetapi, MR disebut tak menuruti permintaan MR.

Pria tersebut lantas marah dan memukul pipi korban, selanjutnya mencekik dan mendorong korban.

Baca juga: Ariah Tak Menyangka Anak dan Istrinya Bunuh Menantu: Mereka Tak Pernah Bertengkar

Berdasarkan penuturan S, selama tinggal satu atap dengan korban, dirinya tak pernah bertengkar. Ia hanya kesal karena sang menantu tidak pernah mau disuruh membantu beres-beres rumah dan mengurus kebutuhan suaminya.

"Dia hanya pegang HP saja tiap hari, suaminya suruh juga tidak mau. Karena itu dicekik oleh suaminya, terpaksa saya setuju jadinya, dan setelah dia dicekik saya diminta ambil tali untuk mengantungnya," sebutnya di Polres Lombok Tengah, Jumat (6/1/2023).

Menurut S, korban hanya mau disuruh oleh suaminya atau bapak mertua FS, Ariah (55). S pun merasa cemburu pada menantunya yang hanya patuh pada bapak mertuanya.

Rencana pembunuhan yang dilakukan MR terhadap FS sebenarnya diketahui oleh S dan SA. Namun, rencana itu tak ditentang oleh S.

"Saya bilang sama dia (MR) waktu bilang mau bunuh istrinya, terserah kamu. Karena memang istrinya tidak mau disuruh kerja di rumah itu," ujarnya.

Atas perbuatan yang dilakukan, pelaku diancam dengan pasal pembunuhan berencana sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 340 KUHP sub Pasal 338 KUHP juncto pasal 55 ayat (1) KUHP. Pelaku terancam hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup dan atau paling lama 20 tahun penjara.

Baca juga: Cerita Sedih di Balik Kasus Istri Dibunuh Suami, Ibu Mertua, dan Ipar di Lombok, Korban dan Pelaku Menikah Dini

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid; Kontributor Kompas TV Mataram, Fitri Rachmawati | Editor: Pythag Kurniati, Dheri Agriesta, Andi Hartik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com