Rasa gurih dan pedas didapat dari kuah santan yang dibumbui dengan berbagai rempah-rempah seperti cabai, bawang merah, bawang putih, sereh, dan jahe.
Sementara tekstur daging kelelawar yang dicampur di dalamnya, setelah dimasak akan terasa sedikit alot.
Karena teksturnya yang alot, maka yang pertama mencicipinya harus berhati-hati ketika menyantap terutama ketika menikmati bagian sayap.
Paniki tak hanya berupa makanan berkuah, namun ada juga yang diolah menyerupai sate.
Meski menjadi kuliner khas Minahasa, namun keberadaan Paniki mulai sulit ditemukan karena jumlah kelelawar buah semakin sedikit.
Hal ini karena habitat alami kelelawar buah kian sempit, dengan pohon buah-buahan yang semakin sedikit, ditambah dengan aktivitas perburuan yang cukup masif.
Namun hal ini justru membuat hidangan Paniki menjadi semakin istimewa, karena hanya disajikan pada momen-momen tertentu seperti acara adat, syukuran, penyambutan tamu, hingga perayaan Natal dan Tahun Baru.
Sumber:
tribunkaltimtravel.tribunnews.com
money.kompas.com . (Penulis : Muhammad Idris | Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.