KOMPAS.com-Provinsi Riau dikenal sebagai salah satu daerah penghasil minyak dan gas terbesar di Indonesia.
Meski produksi komoditas itu terus coba ditingkatkan dari tahun ke tahun, tapi upaya beralih ke sektor yang berkelanjutan tetap dilakukan.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, saat ini sumber pendapatan terbesar daerahnya bukan lagi dari sektor pertambangan.
Data dari Badan Pusat Statistik, kata Syamsuar, sektor pertanian dan pengolahan yang punya peran lebih besar untuk menopang perekonomian Bumi Lancang Kuning.
“Sektor pertambangan semakin turun yang berkembang sekarang sektor pengolahan dan pertanian yang ditopang komoditi unggulan kelapa sawit dan (hasil) hutan tanaman industry,” kata Syamsuar dalam program Nusaraya, Selasa (20/12/2022).
Pertambangan disebut hanya berkonstribusi 22,4 persen untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau selama triwulan ketiga 2022.
Sedangkan industri pengolahan memberikan kontribusi 27,91 persen serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 24,91 persen.
“Ini suatu hal yang patut kita sukuri karena suatu saat sumber daya alam gas menurun pada akhirnya habis,” ujar Syamsuar.
Baca juga: Gubri Sambut Lembaga dari 14 Negara yang Perhatikan Ekosistem Gambut di Riau
Untuk mendukung tumbuhnya industri non-migas di Riau, salah satu kebijakan yang diambil Syamsuar adalah hilirisasi industri kelapa sawit.
Dengan adanya pengolahan yang meningkatkan nilai tambah hasil komoditas itu, tenaga kerja local diharapkan akan terserap dan perekonomian daerah bisa terus berkembang.
Syamsuar juga mengatakan, Pemerintah Provinsi Riau tidak mengabaikan potensi lain untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, semisal sector pariwisata.
Saat ini, Riau dikatakan punya dua desa wisata unggulan yaitu Desa Kampung Masjid di Kabupaten Kampar dan Desa Dayun di Kabupaten Siak.
Kedua desa tersebut diklaim sudah punya pendapatan hingga miliaran rupiah setiap bulannya dari kunjungan wisatawan.
Baca juga: Diskominfo Riau Raih Penghargaan Penggerak Keterbukaan Informasi Publik dari Komisi Informasi Riau
Namun, upaya untuk mengembangkan pariwisata dirasa Syamsuar punya tantangan dalam bidang infrastruktur.
“Riau tidak cukup dengan APBD-nya, butuh dukungan infrastruktur (untuk pengembangan pariwisata),” kata Syamsuar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.