8 Tradisi Natal di Indonesia, Ada Bakar Batu Khas Papua

KOMPAS.com - Tradisi Natal dirayakan dengan beragam cara di sejumlah daerah.

Umumnya, tradisi Natal di daerah dirayakan untuk mempererat kebersamaan dengan masyarakat sekitar.  

Setiap daerah mempunyai cara masing-masing untuk merayakan Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember.

Berikut ini adalah tradisi Natal di sejumlah daerah.

1. Marbinda, Sumatera Utara

Marbinda merupakan tardisi menyembelih hewan untuk merayakan Natal. Tradisi ini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Sumatera Utara.

Hewan yang disembelih, seperti kerbau, sapi, dan babi. Kemudian, daging hewan yang disembelih dibagikan kepada masyarakat.

Hewan yang akan disembelih dibeli dengan tabungan bersama yang dikumpulkan sejak jauh hari.

Tujuan Marbinda adalah untuk mempererat kebersamaan dengan masyarakat sekitar, membangun gotong royong, dan bentuk rasa syukur.

2. Rabo-rabo, Jakarta

Rabo-rabo merupakan tradisi unik merayakan Natal yang ditemui di Kampung Tugu, Semper Barat, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Rabo-rabo adalah pesta adat yang mana masyarakat setempat akan saling mengunjungi rumah warga sambil menyanyikan lagu-lagu Natal.

Kegiatan ini menjadi silaturahmi seperti halal bihalal yang dilakukan umat Islam pada saat lebaran.

Baca juga: Marbinda, Tradisi Natal dan Tahun Baru Masyarakat Batak Toba

3. Wayang Wahyu, Jawa

Wayang wahyu menjadi tradisi khas perayaan Natal di Jawa.

Wayang wahyu adalah hasil kolaborasi gereja dengan seniman dalam menciptakan perangkat wayang yang mempunyai fungsi alternatif sebagai "pewartaan iman".

Kisah wayang wahyu mengangkat kisah-kisah dalam Alkitab yang biasa dilakukan menjelang Natal.

4. Penjor dan Ngejot, Bali

Tradisi Penjor dan Ngejot merupakan tradisi yang identik dengan umat Hindu, namun tradisi ini tetap dilakukan menjelag Natal.

Ngejot merupakan tradisi membagikan makanan kepada para tetangga dan masyarakat sekitar.

Penjor juga dibuat untuk merayakan Natal. Penjor dibuat dengan tiang bambu dan berhiaskan janur dan hasil bumi.

5. Meriam Bambu, Flores

Meriam Bambu merupakan tradisi untuk menyambut perayaan Natal di Flores, Nusa Tenggara Timur.

Tradisi Meriam Bambu dilakukan dengan menembakkan meriam yang terbuat dari bambu sekaligus menyalakan kembang api.

Baca juga: Tradisi Meriam Bambu di Flores Menyambut Kelahiran Yesus Kristus

Kegiatan ini dilakukan masyarakat dengan menggunakan bahan-bahan tradisional yang aman.

Perayaan Meriam Bambu telah dilakukan sejak tahun 1980-an hingga saat ini.

6. Kunci Taon, Manado

Kunci Taon merupakan tradisi untuk merayakan Natal oleh umat Kristiyani di Manado.

Kunci Taon berupa tradisi yang berarti penguncian tahun.

Perayaan tradisi ini dilakukan selama sebulan penuh sejak awal Desember. Tradisi ini merupakann kegiatan keliling kota menggunakan kostum menarik.

7. Upacara Lettoan, Toraja

Lettoan merupakan puncak perayaan Natal yang dilakukan pada tanggal 26 Desember. Lettoan merupakan salah satu tradisi Natal di Toraja.

Lettoan adalah miniatur rumah adat Toraja, dimana biasanya berisi babi sebagai tanda persaudaraan.

Miniatur ini dibuat dari bambu dan kayu yang dibentuk sedemikian rupa di atas sebuah tandu. Kemudian, miniatur ini akan dihias dengan janur, daun tabang, dan sirri-sirri supaya lebih menarik.

Lettoan akan diarak menuju empat perayaan sambil diguncang-guncangkan.

8. Barapen, Papua

Barapen atau tradisi bakar batu dilakukan masyarakat Papua untuk menyambut Natal.

Bakar batu merupakan kegiatan memasak bersama menggunakan batu yang dibakar.

Batu yang akan dibakar dinyalakan dengan menggesekan kayu. Kemudian batu disusun sebagai tempat memasak sayuran dan daging babi untuk makan bersama dalam perayaan Natal.

Baca juga: Belum Makan Barapen, Belum Injak Tanah Papua...

Tadisi bakar batu juga merupakan wujud rasa syukur kepada pemberi hidup.

Sumber:

www.kompas.tv dan bobo.grid.id