Atasi Maraknya Pekerja Migran Ilegal di Jateng, Pemerintah Buat Jalur VVIP Khusus PMI di Bandara Ahmad Yani

SEMARANG, KOMPAS.com-Sepanjang 2022 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng memulangkan 182 pekerja migran Indonesia (PMI) jalur illegal yang bermasalah di luar negeri untuk pulang ke kampung halaman.

Mengantisipasi maraknya praktik PMI jalur illegal tersebut, Pemprov Jateng dan pemerintah pusat melalui Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) UPT Jateng mengadakan jalur VVIP khusus PMI Jateng di Bandara Ahmad Yani.

“Fasilitas yang kami bangun di bandara ini bentuk perlindungan dan kado istimewa di Hari Pekerja Migran Internasional," kata Kepala BP2MI UPT Jateng Pujiono kepada Kompas.com usai peresmian fasilitas VVIP bagi PMI di Bandara Ahmad Yani, Rabu (14/12/2022).

Baca juga: Pemprov Jateng Pulangkan 182 Pekerja Migran Bermasalah, 1 TKW Hamil di Malaysia Tak Bisa Pulang

Fasilitas itu sekaligus menjadi hadiah di Hari Pekerja Migran Internasional 18 Desember 2022 mendatang.

Di antanya terdapat lounge (ruang tunggu), help desk (pusat bantuan informasi), dan fast track atau jalur cepat keimigrasian.

Baca juga: 25 Pekerja Migran Asal Bima NTB Meninggal dalam 4 Tahun Terakhir

Kepala Disnakertrans Jateng Sakina Rosellasari berharap adanya fasilitas ini dapat meniadakan pemberangkatan PMI ilegal.

Paslanya hingga kini, pihaknya masih banyak mendapati PMI yang berangkat ke negara asing dengan cara yang ilegal atau tidak prosedural.

“Kami harapkan dengan fasilitas ini ke depan migran semua menjadi migran prosedural dan legal. Jangan sampai PMI B. Kalau bermasalah itu PMI B. Tidak kita harapkan. Fasilitas ini harus diketahui calon pekerja migran," tegasnya.

Sakina menambahkan, sepanjang 2022 hingga Oktober ia telah memberangkatkan sekitar 24.000 PMI di Jateng. Tebanyak dari Cilacap, Kendal, dan Pati.

Ia harap warga Jateng mengikuti prosedur yang semestinya supaya kebedaraannya di luar negeri lebih terjamin oleh negara.

Untuk diketahui, fasilitas VVIP untuk PMI juga dibuka di Bandara Internasional Juanda Jawa Timur,  Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Internasional Lombok Nusa Tenggara Barat, dan Bandara Internasional Kualanamu Sumatera Utara. Kelima bandara tersebut dipilih karena lokasinya yang strategis pada kantong-kantong PMI.