Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Perawat, Bocah 6 Tahun Korban Penganiayaan Orangtua di Lumajang Mengaku Disiram Air Panas

Kompas.com - 12/12/2022, 14:49 WIB
Miftahul Huda,
Krisiandi

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - MWS (6) bocah asal Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai buka suara atas apa yang menimpa dirinya.

Kepada dokter dan tim perawat RSUD dr. Haryoto Lumajang, MWS mengaku, luka bakar yang ada pada tubuhnya merupakan hasil dari siraman air panas.

Hal ini berbeda dengan pengakuan sang ayah saat ditanyai dokter tentang penyebab luka bakar yang diderita putranya.

Saat itu, sang ayah berinisial A menjelaskan luka bakar yang merata ke seluruh bagian punggung itu didapat karena ia salah penanganan membersihkan luka dengan alkohol.

Baca juga: Bocah 6 Tahun di Lumajang Diduga Dianiaya Orangtua, Bupati Minta Polisi Usut Tuntas

"Pengakuan anaknya tadi malam katanya disiram air panas jadi berbeda dengan bapaknya yang katanya dibersihkan dengan alkohol," cerita Ade Mulyantoro, Ketua Tim Perawat Jaga RSUD dr. Haryoto Lumajang, Minggu (11/12/2022).

Ade juga mengatakan, sejak tidak ada ayahnya, kondisi psikologis korban sudah mulai membaik. Ia mulai mau berbicara, berekspresi, makan, dan minun.

Pertama kali masuk rumah sakit, menurut Ade, korban tampak ketakutan saat melihat ayahnya sendiri. Bahkan, bocah malang itu sampai tidak mau makan dan minum.

"Kemarin dia tertutup sekali, tidak mau bicara, setiap lihat bapaknya dia pasti ketakutan tidak mau makan maupun minum, tadi malam setelah bapaknya enggak ada, dia sudah mau minta makan," kata Ade. 

Baca juga: Luka Bakar Bocah 6 Tahun yang Diduga Dianiaya Orangtua di Lumajang Disebut Sudah Lebih dari Sepekan

Lebih lanjut, Ade mengatakan saat ini pihaknya fokus untuk merawat luka dan melakukan pendampingan pemenuhan gizi terhadap korban.

Pasalnya, informasi yang berhasil dihimpun, selama mengalami penyiksaan, korban tidak diberi makan dan hanya diberi minum.

"Tadi pagi sudah kita lakukan pendampingan gizi bersama ahli gizi dan sudah kita cukupi, sekarang fokus ke kondisi umum dulu, nanti kita dampingi juga dengan psikolog anak untuk menghilangkan trauma," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, anak kecil berjenis kelamin laki-laki asal Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diduga dianiaya orangtuanya.

Terdapat bekas luka bakar di bagian punggung korban yang diduga akibat disiram air panas.

Selain itu, wajah korban juga didapati terdapat luka lebam. Luka itu diduga karena korban sering mendapatkan pukulan.

Baca juga: Bupati Lumajang Jamin Biaya Pengobatan Bocah 6 Tahun yang Diduga Jadi Korban Penganiayaan Orangtua

Kondisi mengenaskan korban itu pertama kali diketahui oleh sang paman yang bernama Janoto.

Mengetahui kondisi keponakan yang pernah diasuhnya saat bayi itu, Janoto lantas membawa korban ke Puskesmas Desa Penanggal yang kemudian dirujuk ke RSUD dr Haryoto Lumajang.

"Tadi ada pamannya yang sekian waktu merawat anak ini, ketika masih diasuh oleh pamannya keadaan anak ini tidak masalah, sekolah tetap aktif, begitu kembali ke orang tuanya ada beberapa keadaan janggal salah satunya tidak masuk sekolah, keadaannya semakin tertutup, bahkan rumahnya juga tertutup," terang Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com