JAMBI, KOMPAS.com - Orangtua Bharada E atau Eliezer, Sunandag Junus Lumiu dan Rynecke Alma Pudihang mencurahkan isi hatinya.
Bagaimana mereka terpukul dengan kasus yang diterima anaknya.
Sang ibu, Rynecke atau yang akrab disapa Ine ini mengaku menangis mengetahui apa yang terjadi pada Bharada E.
"Saya kaget lihat di televisi. Kita pulang kerja sore hari jam 5, saya tanya sama mamanya Ichad, 'Itu kejadiannya Adik di rumah dinasnya Pak Sambo'," tutur Junus dikutip dari Kompas TV, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Tertekannya Orangtua Bharada E: Melihat Seragamnya Saja Kami Menangis
"Langsung menangis, langsung WA sama dia, dia cuma jawab 'Ini cuma masalah kecil tidak apa-apa'. Mungkin dia tidak mau sampaikan (agar tak) menjadi beban kita berdua," katanya dikutip dari Tribunnews.
Kedua orangtua Bharada E mengaku tak dapat membayangkan konsekuensi yang harus dihadapi Bharada E akibat kasus tersebut.
Saat itu skenario Ferdy Sambo belum terungkap dan masih disebut sebagai insiden tembak-menembak.
Baca juga: Kronologi Perawat di Jambi Lecehkan Mahasiswa Kedokteran Magang di Ruang Operasi
"Kan sudah kebayang kalau dia melakukan perbuatan seperti itu kan hukumannya tidak bisa dibayangkan," timpal Rynecke.
"Waktu itu kita sudah berdua cuma bisa menangis, 'Tuhan kenapa harus terjadi seperti ini?'. Jadi rasa takut, sudah segala macam rasa waktu itu. Kita enggak bisa apa-apa selain menangis.".
Sementara itu, ayah Bharada E meminta Ferdy Sambo mengakui secara jantan terkait pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat.
Kehadiran Sunandag Junus Lumiu adalah yang pertama kali muncul ke publik unruk membicarakan nasib anaknya.
Junus mendesak Ferdy Sambo bersikap jantan mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah tewasnya Brigadir J.
Ayah Bharada E itu juga meminta agar eks Kadiv Propam itu tidak mengorbankan anaknya dalam perkara yang tengah bersidang di PN Jakarta Selatan itu.
“Untuk Pak Sambo harus jantanlah. Harus bertanggung jawab lah dalam permasalahan ini, jangan dikorbankan anak saya,” ucap Sunandag Junus Lumiu dengan terisak-isak.
“Anak saya hanya pangkat paling rendah, pangkat paling rendah. Jadi saya selaku orangtua daripada anak kami Icad (Bharada E) minta kepada Pak Sambo, jantanlah harus bertanggung jawab dalam permasalahan ini, jangan anak saya menjadi korban,” ujarnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.