KOMPAS.com - Samuel Hutabarat, ayah almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, memaafkan Richard Eliezer alias Bharada E.
Sebelumnya, Bharada E mengaku menyesal atas tewasnya Brigadir J beberapa waktu lalu. Ucapan itu ia sampaikan seusai sidang dakwaan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022).
Meski telah memaafkan Bharada E, tetapi Samuel mengatakan bahwa proses hukum tetap berjalan.
Berita lainnya, beredar spanduk bertuliskan "#AkuDuduWongmu, Aku PDI Perjuangan" di sejumlah lokasi di Solo, Jawa Tengah.
Spanduk tersebut terdapat logo Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), kepala banteng moncong putih, dan tulisan itu.
Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membeberkan, maksud tulisan "#AkuDuduWongmu, Aku PDI Perjuangan" merupakan bentuk peringatan kepada semua kader PDI-P supaya tidak lupa akar rumput perjuangan kader partai.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Selasa (19/10/2022).
Pasangan suami istri (pasutri) di Balikpapan, Kalimantan Timur, berinisial TI dan MT, meninggal dunia usai ditabrak mobil yang dikemudikan oleh AT, anak mereka yang masih berusia 15 tahun, Senin (17/10/2022).
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Balikpapan Kompol Ropiyani mengatakan, mulanya, pasutri tersebut berjalan beriringan dengan korban dari arah Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan.
TI dan MT mengendarai sepeda motor, sedangkan AT mengemudikan mobil.
Setiba di lokasi kejadian, di depan PT Schlumberger, Batakan, Balikpapan Timur, TI mengurangi kecepatannya motornya. Namun, AT yang waktu itu berada di belakang motor orangtuanya diduga panik. Bukannya menginjak rem, AT diduga justru menginjak pedal gas.
“Innova ini mau melakukan pengereman, tapi ternyata dia salah injak rem, yang diinjaknya adalah gas. Sehingga, mobil melaju cepat dan menabrak kendaraan Honda Vario yang dikemudikan oleh korban,” ujarnya, Selasa (18/10/2022).
Baca selengkapnya: Pasutri yang Tewas Ditabrak Anak Sendiri Ternyata Anggota TNI, Begini Kronologi dari Polisi
Spanduk bertuliskan "#AkuDuduWongmu, Aku PDI Perjuangan" terpasang di sejumlah titik di Solo.
Menanggapi itu, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menuturkan, makna tulisan "#AkuDuduWongmu, Aku PDI Perjuangan" merupakan peringatan kepada semua kader PDI-P agar tidak lupa akar rumput perjuangan kader partai.
"Karena sudah ada indikasi klaim, kalau suaraku dapat banyak hasil kerja sendiri. Kalau itu hasil sendiri, maka dulu daftar sendiri ke KPU (Komisi Pemilihan Umum), itu maksud saya," ucapnya, Selasa.
Menurut pria yang kerap disapa Rudy ini, DPC Solo rutin memasang spanduk tersebut sejak 2004.
"Itu sudah dari dulu sudah ada. Dari PDI-P itu. Itu kalau mau nyalon, jangan bilang wonge (orangnya) Rudy itu tidak boleh, (bilang) aku orangnya PDI Perjuangan, artinya kader PDI-P perjuangan," ungkapnya.
Baca selengkapnya: PDI-P Solo Pasang Spanduk #AkuDuduWongmu, Aku PDI Perjuangan, FX Rudy Ungkap Maknanya