Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkenalan dengan Tries Supardi, Sutradara Semarang yang Konsisten Bawakan Isu Sosial Kemanusiaan di Setiap Karyanya

Kompas.com - 02/12/2022, 08:10 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sutradara sekaligus produser film asal Semarang, Tries Supardi (29) punya persepsi menarik mengenai karya-karya yang dibuat.

Di antara banyaknya isu yang terjadi di masyarakat, Tries, panggilan akrabnya, lebih fokus mengembangkan isu sosial dan kemanusiaan di setiap karyanya.

Bukan tanpa alasan Tries memilih hal tersebut. Menurut pria lulusan Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu, hadirnya seniman di Indonesia memiliki peran penting dalam mewakili suara-suara masyarakat yang terpinggirkan.

Baca juga: Pejabat di DIY Main Ketoprak, Sutradara Sebut Kapolda Ingin Peran Paling Antagonis

Tidak hanya itu, Tries menyebut, banyak permasalahan sosial masyarakat yang belum banyak tersorot secara arus utama. Dengan demikian, dirinya mencoba untuk menyajikan persoalan tersebut melalui karya audio visual.

"Karena seniman hadir untuk mewakili suara mereka yang terpinggirkan, suara-suara yang tak terdengar. Barangkali nantinya itu bisa menjadi dampak. Saya mempercayai itu betul, mestinya karya memang hadir untuk menyuarakan sesuatu," jelas Tries kepada Kompas.com, Kamis (1/12/2022).

Hal tersebut dibuktikan dengan karya-karya yang digagas oleh Tries. Beberapa di antaranya, film dokumenter yang berjudul Mencari Matahari, menceritakan tentang buruh migran yang mengalami diskriminasi, pelecehan seksual, kekerasan, hingga negara tidak hadir.

Ada pula film Keping Puzzle, yang bercerita tentang kisah disabilitas dan autisme. Tidak hanya itu, ada juga film Karundungan yang menyoroti isu lingkungan, Bersepeda ke Bulan, film omnibus yang menggambarkan peristiwa 1998.

"Ya banyak hal, yang tujuannya membela mereka-mereka yang terpinggirkan. Setiap sutradara punya pilihan masing-masing, tapi kalau saya lebih kesitu, sosial masyarakat dan politik," tutur pria kelahiran Jakarta ini.

Selain pemilihan isu, Tries menyebut, seorang sutradara juga punya pilihan terkait pendekatan apa yang digunakan. Seperti dirinya yang lebih sering menggunakan pendekatan sastra.

Baca juga: Edwin Menangi Sutradara Terbaik FFI 2022

Salah satu contohnya, pada film Bersepeda ke Bulan. Tries menggambarkan cerita muda-mudi yang mengukir cerita di sepanjang sudut Kota Semarang.

Dalam dialognya, kedua tokoh tersebut bertutur menggunakan bahasa sastra. Sehingga, film tersebut dapat merepresentasikan kehidupan di era 90-an.

"Mencoba eksperimen dengan gaya bertutur yang sastrawi. Sebenarnya biasa, hanya saja saya ingin menciptakan dunia yang dirasakan mereka berdua. Seperti membaca novel, penuh dengan kiasan hiperbola. Dekat dengan sastra, gaya bahasa yang menuruti kecenderungan literatur," tutur Tries.

Lika-liku berproses

Dalam berproses, Tries mengatakan, butuh waktu yang tidak sebentar untuk menentukan arah gerak yang dibawa.

Awalnya, Tries berkecimpung di dunia film saat dirinya menjadi mahasiswa jurusan Sastra Bahasa Indonesia pada 2011. Dulunya, dia lebih aktif memproduksi film-film fiksi.

Seiring berjalannya waktu, tahun 2015 Tries mendapat tawaran projek untuk menggarap film dokumenter. Tak banyak pikir, dia mengambil kesempatan tersebut.

Baca juga: Sinopsis My Dad The Bounty Hunter, Serial Animasi Karya Sutradara Pemenang Piala Oscar

"Karena film dokumenter tidak banyak dapat ruang di masyarakat dan segmentasinya terbatas. Itu yang menjadi tantangan, juga jadi peluang. Dan di titik itulah saya dan temen-temen memberanikan diri untuk membuat rumah produksi, Segi Film namanya pada tahun 2016," tutur Tries.

Tidak berhenti di situ, perjalanan Tries bersama kawan-kawan Segi Film juga tak kalah menarik.

Bersamaan dengan proses bertumbuh, Tries dan kawan-kawannya juga mencoba produksi dengan mambawakan film fiksi, iklan produk, ataupun video layanan masyarakat.

Sehingga, tak menutup kemungkinan bagi Segi Film untuk lebih bisa belajar banyak hal.

Baca juga: 3 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Saat Penalti Messi Terhenti di Tangan Sutradara Film

"Akhirnya, segi film ini lebih terbuka untuk seluruh produksi. Namun dengan tidak meninggalkan pendekatan dan kecenderungan yang dibangun," jelas Tries.

Kendati demikian, Tries berpesan kepada generasi muda agar tidak mudah menyerah dalam menekuni apa yang dipilih.

Menurut Tries, ada baiknya jika terus berusaha dengan konsisten melakukan perubahan-perubahan kecil.

"Lakukanlah proses dengan apa yang kita cintai. Ketika kita cinta terhadap film, menjadikan film untuk berkesprsi dan gagasan, ya tekuni itu saja. Nanti pasti akan ketemu jalannya, tidak usah khawatir. Pasti banyak kejutan saat melakukan perjalanan itu," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com