Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjuang Mandiri, Pasutri Asal Semarang Ini Hidup Nomaden dan Bentuk Gerakan Suarakan Isu Lingkungan

Kompas.com - 30/11/2022, 20:48 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Perjuangan pasangan suami istri (pasutri) Pristiawan dan Dinda Wulandari dalam menyuarakan isu lingkungan patut diberi apresiasi.

Pasalnya, sejak tahun 2016, mereka telah mendedikasikan diri untuk hidup berpindah atau nomaden mengelilingi Pulau Jawa.

Dengan peralatan sederhana, mereka mendirikan tenda, memasak di alam terbuka, hingga melakukan diskusi-diskusi ringan bersama masyarakat desa.

Bukan tanpa alasan pasutri asal Kota Lumpia ini melakukan aksi yang tak biasa.

Baca juga: Pasutri Ini Gowes 300 Kilometer ke Solo Demi Semarakkan Muktamar Muhammadiyah

Pristiawan atau kerap dipanggil Wawan, menyebut, hidup berpindah dengan memaksimalkan potensi alam menjadi salah satu pilihan hidupnya untuk mengurangi jejak ekologi.

Menurut dia, keadaan lingkungan saat ini sudahlah genting. Sehingga, perlu ada tindakan-tindakan nyata untuk menjaga kelestarian bumi.

"Sebagaimana orang lain beraktivitas. Kami berpindah, bergembira tanpa beban apapun, ya dengan cara-cara sederhana dan biasa saja. Istilahnya mau mencoba untuk mengurangi jejak ekologi atau jejak karbon kita sendiri," jelas Wawan kepada Kompas.com, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Baku Tembak dengan Polisi, Perampok Pasutri di Banyuasin Tewas

Lebih jelas Wawan menuturkan, permasalahan lingkungan di Indonesia kian hari kian berkembang.

Tidak hanya tentang persoalan sampah plastik, namun juga meliputi penggundulan hutan, banjir bandang, erupsi gunung, penambangan, gelombang panas, global warming, perubahan iklim, dan masih banyak lainnya.

Dengan demikian, Wawan menyebut, sudah saatnya masyarakat mengerti akan kesadaran menjaga lingkungan dan tindakan apa yang harus dilakukan.

"Persoalan daya dukung lingkungan yang sampai saat ini juga terus terdegradasi. Maka dari itu kami mengajak generasi muda, bagaimana kita harus sepakat berbuat dan bertindak hari ini. Mengingat, keadaan semakin hari semakin parah," jelas dia.

Bentuk gerakan Bersama Lindungi Ekosistem

Perjuangan Wawan dan Dinda tidaklah berhenti pada diri mereka sendiri. Sembari melakukan perjalanan, pada tahun 2016 pula Wawan dan 6 kawannya membentuk suatu gerakan yang diberi nama Bersama Lindungi Ekosistem (Berline).

Melalui gerakan inilah, mereka mengajak pemuda di seluruh daerah, khususnya pulau Jawa untuk bersama-sama berjuang menjaga kelestarian lingkungan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com