SEMARANG, KOMPAS.com- Lebih dari 1.500 peserta dan ulama perempuan dari 37 negara akan meramaikan Konges Ulama Perempuan Indonesia (KUPI)-2 di UIN Walisongo Semarang pada 23-26 November 2022.
Direktur The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia Ruby Kholifah mengatakan ajang bergengsi ini sekaligus menjadi wadah konsolidasi perjuangan muslimah di berbagai negara.
“Kali ini hadir juga jaringan Interfaith dari Afrika agar bisa belajar secara langsung dari KUPI dan bagaimana pola pergerakan KUPI bisa diterapkan di sana,” terang Ruby kepada Kompas.com, Senin (21/11/2022).
Baca juga: BWI: Pesantren Jadi Penggerak Ekonomi, Bukan Hanya Tempat Pembibitan Ulama
Selain anggota KUPI, sejumlah mitra organisasi dan komunitas juga turut mengambil bagian sebagai penyelenggara KUPI kali ini.
Ruby menilai permasalahan muslimah di lintas negara relatif sama. Akan tetapi di Indonesia yang berlandaskan demokrasi, gerakan ulama perempuan semacam ini terbilang progresif. Bahkan diterima baik dan berkembang pesat.
Hal itulah yang mengundang peserta lintas negara untuk datang dan berkonsolidasi langsung untuk mengikuti jejak KUPI sekaligus merespon permasalahan perempuan maupun isu sosial lainnya secara global.
“Oleh karena itu, KUPI 2 ini menjadi kesempatan kita semua untuk meletakkan pondasi di kancah internasional,” tegas perempuan yang juga anggota KUPI itu.
Baca juga: Peci Kapolri dan Doa Ulama...
Sekretaris KUPI 2 Faqihudin Abdul Qodir mengakui perlu kerja ekstra untuk memunculkan keberadaan ulama perempuan yang diakui otoritasnya.
“Keterlibatan perempuan adalah niscaya, dan kehadiran ulama perempuan dari berbagai lapisan masyarakat merupakan keterpanggilan iman,” katanya.
Terlebih mengingat selama ini sebutan ulama melekat kepada pemuka agama Islam laki-laki atau para kiai saja. Sementara ulama perempuan jarang dilibatkan langsung hingga proses pengambilan fatwa.
“Bismillah, kami ingin memamerkan bahwa ulama perempuan memiliki pengetahuan, memiliki karya, punya kiprah dan kerja-kerja sosial, kultural, spiritual, yang harus diakui,” jelasnya.
Konferensi internasional di UIN Walisongo rencananya akan dibuka oelh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dan dan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.
Kemudian dilanjutkan kegiatan diskusi paralel yang juga digelar di Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri, Jepara 24-26 November.
Di samping itu, bersama ribuan peserta pihaknya menggelar pameran budaya, ziarah Ratu Kalinyamat dan RA Kartini, bedah buku, hingga tanam 2.000 pohon.
“UIN sangat berterimakasih dan berbangga, lewat agenda besar ini, kolaborasi menjadi penting untuk memecahkan masalah dengan melibatkan berbagai elemen,” pungkas Warek 1 UIN Walisongo Mukhsin Jamil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.