Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Hati dan Terancam Jadi Motif Romli Bunuh Calon Kades di Ogan Ilir Sumsel

Kompas.com - 21/11/2022, 20:34 WIB
Amriza Nursatria,
Reni Susanti

Tim Redaksi

INDRALAYA, KOMPAS.com - Motif pembunuhan Arfani (53) calon kepala desa di Ogan Ilir Sumatera Selatan oleh Romli (47) terkuak. Arfani ditemukan tewas Rabu (20/7/2022) pagi sekitar pukul 5.30 WIB. 

Tersangka Romli yang ditangkap Jumat lalu mengakui, alasannya membunuh Arfani karena sakit hati dan merasa terancam oleh korban dan ayahnya, Jamil. Karena itu, ia nekad membunuhnya.

 

Romli bahkan berencana membunuh Jamil, ayah dari Romli, jika belum diamankan polisi. Hal itu disampaikan Romli kepada sejumlah wartawan di Mapolres Ogan Ilir, Senin (21/11/2022). 

 

Baca juga: Pembunuh Calon Kades di Ogan Ilir Sumsel Akhirnya Ditangkap

 

Diungkapkan Romli, rencana pembunuhan Arfani sudah disiapkan sejak tiga bulan lalu. Bahkan ia telah membeli senjata api rakitan sejak lima bulan lalu seharga Rp 4 juta.

 

Pada Rabu (20/7/2022), Romli menjalankan rencananya. Ia mendatangi rumah Arfani di waktu subuh.

 

Ia lalu mengetuk rumah Arfani sembari memanggil untuk keluar.

 

Saat Arfani keluar, Romli langsung menembak Arfani dua kali di pinggang dan di belikat.

Romli juga membacok Arfani.

 

Aksi Romli yang menggunakan sebo penutup muka sempat disaksikan sejumlah warga. Namun Romli berhasil kabur dan bisa menutupi kasusnya selama 4 bulan.

 

"Itu pak, (saya) merasa terancam, tak mampu mengelak, menjadikan aku merasa dikejar-kejar terus akhirnya melakukan perlawanan," kata Romli

 

Diuraikan Romli, bentuk pengancaman berupa merusak sepeda motor miliknya berulang kali.

 

"Dio merusak kabel motor aku, memang aku tak pernah melihat namun aku merasakan seperti itu, kalau aku lihat atau ada saksi maka aku lapor ke polisi," sambung Romli.

 

Romli juga mengakui sebelum ditangkap ia memang hendak membunuh Jamil orangtua Arfani.

 

"Iya, Pak, (saya memang berencana membunuh) pak Jamil bapaknya," tambah Romli. 

 

Baca juga: Korban Tewas Gempa Cianjur Bertambah Jadi 62 Orang, 25 Warga Masih Tertimbun

 

Kapolres Ogan Ilir, AKBP Andi Baso Rahman mengatakan, penangkapan dilakukan setelah polisi melakukan penyelidikan dan pengintaian.

 

Polisi kemudian mendapat informasi tentang gerak gerik mencurigakan pelaku pada Jumat pekan lalu di sekitar rumah korban, Desa Betung 2 Kecamatan Lubuk Keliat Ogan Ilir.

 

Dibantu warga polisi lalu mengamankan Romli. Saat digeledah ditemukan senjata tajam dan senjata api rakitan berbahan stainless.

 

Saat diinterogasi, Romli mengaku hendak membunuh Jamil ayah dari Arfani calon kepala desa yang dibunuhnya.

 

Romli juga mengakui dia yang telah membunuh Arfani, 20 juli lalu.

 

Dijelaskan Andi Baso Rahman, dalam merencanakan aksinya, pelaku Romli cukup detil.

Pelaku bahkan membuat seperti baju besi dari kawat untuk melindungi dirinya dari serangan senjata tajam jika korban melawan.

 

"Pelaku sudah menyiapkan pelindung diri berupa baju besi berbahan kawat yang ia pakai untuk melindungi dirinya jika mendapat serangan balasan dari keluarga Arfani, dan saat ditangkap ia tengah mengenakan baju tersebut," kata Andi. 

 

Atas perbuatannya, Romli terancam pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati.

 

Dari Romli disita barang bukti di antaranya senpi rakitan, sebilah parang yang digunakan membacok korban, beberapa butir peluru, baju pelindung dari kawat dan sebo penutup muka pelaku saat melakukan aksinya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com