Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlilit Utang Rp 1,5 Miliar, Urip Susun Skenario Pura-pura Mati, Istri Sempat Mengingatkan tapi Akhirnya Bersekongkol

Kompas.com - 20/11/2022, 05:54 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Setelah itu, Urip kemudian memesan ambulans hingga peti jenazah untuk mewujudkan ide yang muncul dari pikiran pendeknya itu.

"Dari mulai awal memesan ambulans, kemudian peti jenazah, sampai dengan skenario masuk dan keluar dari peti itu sudah disiapkan oleh US," imbuhnya.

Baca juga: Polisi Buru Penyebar Video Pria di Bogor yang Pura-pura Meninggal Lalu Hidup Kembali

Iman mengungkapkan, sang istri sempat mengingatkan bahwa perbuatan itu akan berdampak menimbulkan kehebohan dan kegaduhan di masyarakat.

Namun karena tak ada pilihan lain, istrinya justru akhirnya ikut bersekongkol dengan Urip.

"(Istri sekongkol) iya istrinya terpaksa ikut. Dan sempat mengingatkan (US)," ujar Iman.

Baca juga: Pria di Bogor yang Pura-pura Mati lalu Hidup Kembali Ternyata Punya Utang Rp 1,5 Miliar

Keduanya pun membuat skenario berikutnya yaitu bagaimana bisa keluar dari peti jenazah agar tak terlihat warga sekitar.

Menurut Iman, mereka akan berencana keluar dari peti saat kondisi rumah sudah sepi. US pun sudah menyiapkan identitas baru supaya sudah dianggap meninggal. Tapi, rencana itu berakhir berantakan.

"Jadi ini skenario yang disiapkan oleh yang bersangkutan. Setelah rumahnya sepi, nanti dia keluar dari peti jenazah tersebut, dan menghilang karena dianggap sudah meninggal. Nah nanti hidup lagi dengan identitas yang lain," ungkapnya.

Baca juga: Pria yang Hidup Kembali di Bogor Ajak Istri Menyerahkan Diri ke Polisi

Iman mengatakan, ide pura-pura mati itu bukan terinspirasi dari kejadian-kejadian yang lain. Urip terbesit untuk mengambil langkah tersebut.

Hingga kini, pihaknya belum bisa menetapkan tersangka dalam kasus rekayasa kematian tersebut. Begitu pula pasal yang akan menjeratnya. Iman menyebut, proses pemeriksaan masih terus berlanjut untuk menentukan fakta hukum.

"Nanti proses penyidikan itu seperti puzzle. Kita kumpulkan alat buktinya, fakta hukumnya seperti apa. Nanti baru terkontruksikan di dalam delik. Itu pun penegakan hukum itu ada yang disebut kepastian hukum, ada yang disebut rasa keadilan, ada yang disebut azas kemanfaatan hukum itu sendiri," bebernya.

Polisi saat ini memeriksa saksi-saksi lain secara intensif untuk mendalami lebih lanjut kasus rekayasa kematian tersebut. Beberapa saksi itu mulai dari pengemudi ambulans, kernet, lalu penyediapeti jenazah.

Kemudian, tenaga kesehatan yang memeriksa pertama kali. Termasuk juga tetangganya yang pada saat peti itu datang ikut membantu menurunkan.

"Dan yang melihat pertama kali US masih dalam keadaan bernapas. Itu kami periksa sampai pemeriksaan kejiwaan itu juga rencana akan diperiksa," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com